Sifat predatori setan merah itu semakin menakutkan karena ikan itu berkembang biak dengan cepat. Hal itu bisa membuatnya menginvasi suatu perairan dengan cepat pula. Sebuah studi tahun 2015 memperkirakan populasi setan merah di waduk-waduk dan danau-danau terinvasi di Indonesia bisa mencapai 40-60 persen. [1] Di waduk Sermo, Kulonprogo populasi ikan setan itu ditaksir mencapai 80 persen dari total ikan di sana. [2]
Di mana setan merah berada, di situ dia menginvasi ruang perairan dan memangsa ikan-ikan endemik dan lainnya. Lalu menjadi semacam "penguasa tunggal" di situ.
Pendek kata, ikan setan merah selalu dan pasti merusak keseimbangan ekosistem. Atau secara khusus, dia  merusak ekologi manusia -- interaksi saling-menghidupi antara manusia dan lingkungannya -- dengan cara menghilangkan keanekaragaman hayati di perairan.
Invasi setan merah itu merusak sumber hidup warga lingkar perairan, khususnya nelayan tangkap, karena sifat predatorinya cenderung memusnahkan ikan-ikan endemik bernilai ekonomi tinggi.Â
Nilai ekonomi setan merah sendiri sangat rendah. Warga enggan mengkonsumsi ikan itu karena, selain rasanya kurang enak, proporsi bagian tubuhnya yang layak dimakan juga kecil.
Mengingat sifat predatori, agresif, dan invasifnya, setan merah telah ditetapkan pemerintah sebagai ikan terlarang di Indonesia. (Lihat: Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 41/PERMEN Kp/2014.) Artinya jika ada setan merah masuk perairan daratan Indonesia setelah tahun 2014, maka bisa dipastikan dia pendatang haram.
Perang Melawan Setan Merah
Danau Kaldera Toba adalah perairan yang baru saja diinvasi setan merah. Keberadaan ikan predator itu ditemukan para nelayan pada awal 2022 lalu di perairan antara Parapat dan Haranggaol.Â
Penemuan setan merah itu menimbulkan kehebohan. Sebab tak ada yang tahu siapa yang menebar bibit ikan itu di danau. Juga, bersamaan dengan kehadirannya, hasil tangkapan para nelayan danau semakin merosot.Â
Para nelayan tangkap di danau Kaldera Toba mengeluh, resah. Mereka diberitahu setan merah itu telah memangsa telur dan anakan ikan-ikan endemik danau Kaldera Toba. Ikan itu predator, hama yang mengancam keberadaan ikan endemik. Dan itu berarti ancaman untuk ekonomi keluarga nelayan tersebut.