Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

The Dancing General, Calon Kuat Presiden ke-8 Indonesia?

25 November 2023   09:35 Diperbarui: 25 November 2023   11:14 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada Tuhan, tortor adalah pernyataan pujian, syukur, kegembiraan,  kesedihan, penyerahan diri, dan permohonan. Tuhan adalah awal-mula dan harapan akhir  tertinggi untuk orang Batak.

Dari perspektif budaya Batak itu jelas Pak Prabowo telah menggunakan bahasa simbolik tertinggi, menari, untuk menyatakan rasa gembiranya di hadapan publik.

Dan publik suka itu. Kaum Gen YZ bahkan menyebut Pak Prabowo gemoy, lucu menggemaskan. Ibu-ibu juga bilang begitu.

Lihatlah, betapa Pak Prabowo telah memikat hati kaum muda (YZ) dan kaum perempuan dengan tariannya. Tak perlu banyak omong, janji ini janji itu. Cukup menari, maka publik langsung jatuh hati. Pak Prabowo yang mereka kenal kini adalah "Prabowo yang gemoy". Nggemesin gitu, lho.

Maka The Dancing General memang layak menjadi jenama yang menjual bagi Pak Prabowo. Serupa jenama The Smiling General untuk Pak Suharto. Julukan itu diberikan wartawan dulu bagi Pak Suharto, karena dia selalu tampil dengan senyum ramahnya yang khas di hadapan para wartawan. Bahkan saat melontarkan frasa "Saya gebug" pun, dia tetap tersenyum.

Sebenarnya lebih dari 10 tahun lalu, ada juga Presiden Indonesia yang layak dijuluki The Singing General. Dia pandai menggubah lagu dan bernyanyi sambil memetik gitar. Pernah dilakukannya di dalam pesawat kepresidenan.

Konon, menurut lembaga survei, pasangan Prabowo-Gibran adalah pasangan capres-cawapres terkuat. Pasangan ini berpotensi memenangi Pilpres 2024.

Barangkali itu juga efek kuasa tari. Lawan-lawannya bisa saja menertawakan tarian Pak Prabowo. Tapi jangan salah, itu bisa jadi kekuatan. 

Khalayak kini mulai malas disuruh hanya mendengar pidato kampanye. Atau disuruh meneriakkan yel-yel dan tepuk tangan demi nasi bungkus dan ongkos transpor. Mereka senang bila diajak menari, meluapkan segala rasa dengan gerak tari bebas, semacam katarsis sosial.

Rakyat bosan dicekoki janji. Stres dengan segala kesukaran harivini. Mereka perlu gembira. Perlu katarsis.  Menari ala Pak Prabowo adalah solusinya.

Jelas Pak Prabowo unggul menjadikan kampanye sebagai peristiwa gembira. Sesuatu yang riang-ria dan santuy, mengurip Kaesang. Sebab Pak Ganjar dan Pak Anies, rasa-rasanya tak pernah menari di ruang publik. Pak Prabowo selangkah di depan dengan tariannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun