Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kaldera Toba Situs Bencana Terdahsyat di Dunia

17 November 2023   13:05 Diperbarui: 18 November 2023   11:24 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Sidihoni di ketinggian Pulau Samosir dengan latar belakang Danau Toba dan Gunung Pusukbuhit (Foto: calderatobageopark.org)

Sejak masa leluhur Batak abad ke-12 lalu, orang Batak sudah mengenal konsep lalo (gempa bumi) dan suhul (doa meredam gempa). Jika terjadi lalo maka warga akan meneriakkan mantra "Suhul!" berulang-ulang, agar gempa berhenti. 

Dalam mitologi Batak dikisahkan dewata bumi, Rajapadoha telah diikat dan dipaku dengan pedang ke perut bumi oleh Boru Deakparujar, dewi pencipta tanah Batak (bumi). 

Jika Rajapadoha menggeliat, maka terjadilah gempa. Warga meneriakkan mantra "Suhul!" dengan harapan Rajapadoha diam, takut bila suhul, gagang pedang ditekan semakin menusuk tubuhnya.

Makna mitos itu, orang Batak sebagai ahli waris Kaldera Toba harus siap hidup di atas jalur gempa bumi. Dalam arti mampu mengatasi dampak gempa yang hingga kini terjadi setiap tahun. Serta mampu mengelola tanah kaldera dengan kaidah-kaidah pelestarian.

Pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan diri sebagai manusia kaldera adalah keharusan bagi orang Batak yang hidup di sana. Dengan begitu mereka juga menerima tanggung-jawab sebagai pemanfaat dan pelestari utama keragaman geologis, biologis, dan budaya Kaldera Toba. Merekalah ahli waris penentu utama masa depan kaldera itu.

Tapi tentu saja tak hanya warga Batak (dan non-Batak) setempat. Pengunjung kaldera, yaitu para wisatawan, juga perlu diberi informasi secukupnya tentang asal-usul Kaldera Toba sebagai situs bencana global -- mengingat dampaknya yang mengglobal. 

Di balik keindahan Danau Toba, para wisatawan perlu tahu mereka sedang berada di situs super volcano yang nyaris memusnahkan kehidupan di bumi.

Kini ada sekurangnya dua institusi khusus lingkup pemerintah yang bertanggung jawab pada pengelolaan Kaldera Toba. 

Pertama, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang berorientasi pada eksploitasi potensi ekonomi wisata Kaldera Toba. 

Kedua, Badan Pengelola Geopark Global Kaldera Toba (BPGGKT) yang berorientasi pada konservasi keragaman geologis, biologis, dan budaya Kaldera Toba.

Memang orientasi eksploitasi potensi ekonomi (BPODT) berdiri hadap-hadapan dengan orientasi konservasi alam dan budaya (BPGGKT). Namun dengan menempatkan kepentingan pelestarian dan pengembangan ekologi manusia Kaldera Toba sebagai simpul komunikasi, niscaya kedua institusi itu bersama kekuatan civil society setempat dapat bahu-membahu mewujudkan Kaldera Toba yang lebih menghidupi secara berkelanjutan. (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun