Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ekologi Manusia Kaldera Toba

8 November 2023   07:34 Diperbarui: 11 November 2023   18:08 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padi sawah dan kebun pisang di antara bebatuan, hasil interaksi keragaman geologi, hayati,dan budaya, di Geosite Bakkara-Tipang GKT (Foto: calderatobageopark.org)

Sebenarnya, bukan tak ada sama sekali rencana program kerja GKT.  Saya telah membaca dua naskah Rwncana Induk (Renduk) GKT (Versi 2018-2030 dan Versi 2018-2038) dan satu naskah Rencana Strategis (Renstra) 2020-2023 Bidang Pendidikan, Riset dan Pengembangan. 

Masalahnya naskah-naskah itu bukan naskah resmi yang sudah disahkan. Statusnya masih draft.  Karena itu tak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menilai kinerja BP-GKT.

Kendati cuma draft, tapi jelas naskah-naskah itu menunjuk pada tiga pilar pengelolaan GKT. Keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya kaldera.

Lantas dicanangkan  tiga bidang pengembangan. Konservasi, ekonomi, dan komunitas khususnya berupa edukasi. 

Jika 3 pilar itu disilangkan dengan 3 bidang, maka didapat sebuah matriks pembangunan GKT dengan 9 sel.  Semua program kerja yang direncanakan dalam naskah-naskah tadi dapat didistribusikan ke dalam 9 sel matriks itu. 

Sebagai contoh saja, pengembangan agrowisata berada dalam sel "ekonomi x keragaman hayati" (misal: wisata kebun andaliman). Tapi ada juga di sel "ekonomi x keragaman budaya (misal: wisata ritus panen padi). Bahkan di sel "wisata × keragaman geologi" (misal: wisata sawah bertingkat).

Satu hal mendasar yang hilang  dari naskah-naskah renduk atau renstra tadi adalah paradigma pengelolaan dan pengembangan GKT. Paradigma, sederhananya, diartikan di sini sebagai keyakinan dasar yang menjadi landasan pikir dan tindakan ke depan.

Dalam konteks pengelolaan dan pengembangan GKT, pertanyaan paradigmatiknya adalah "apa dan bagaimana keyakinan dasar tentang eksistensi Kaldera Toba?"

Sebagai jawaban, di sini saya menawarkan paradigma ekologi manusia. Ekologi manusia merujuk pada relasi, intwraksi, dan ko-evolusi manusia dengan lingkubgannya.

Dengan itu saya bisa mengatakan bentang Kaldera Toba adalah ekologi manusia Batak. Ini dengan asumsi pemukim pertama dan asli, kemudian dominan, di Kaldera,Toba adalah etnis Batak (Toba, Pakpak, Karo, Simalungun).

Orang Batak adalah manusia kaldera. Itu kuncinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun