Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Riset Skripsi di Tulangbawang Lampung Tahun 1984 (Bagian 4)

23 Oktober 2023   15:54 Diperbarui: 23 Oktober 2023   20:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau perlu keliling UPT, pakai saja motorku," Mas Heri menawarkan motornya untuk kendaraan operasionalku.  Motor itu, merek Binter, adalah pembagian dari Departemen Transmigrasi untuk PPL Transmigrasi. 

Tentu saja uluran tangan Mas Heri kusambut dengan seribu kali syukur.  Sebab hampir tak mungkin berkeliling dari satu ke lain UPT tanpa sepeda motor.  Angkutan umum terlalu jarang masuk ke UPT-UPT yang terpencil.

Orientasi Lokasi Riset Skripsi

Untuk kepentingan riset skripsi, aku tak perlu mengambil 12 UPT sebagai lokasi riset.  Cukuplah mengambil 3 unit sebagai sampel lokasi.  

Setelah berdiskusi dengan Mas Heri, dan kemudian dengan Pak Samuji yang datang esok harinya, aku memutuskan mengambil UPT I, UPT II, dan UPT IX sebagai lokasi riset.  

UPT II, terletak di tengah SPT Tulangbawang,  merupakan UPT paling maju.  Transmigran di unit ini berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat .Pasarnya yang berada di simpul simpang empat jalan transmigrasi tergolong paling ramai, buka setiap hari.  

UPT I merupakan  unit pemukiman tertua. Terletak di  sisi utara. Warga transmigran di sana terutama bersal dari Jawa Tengah.

Sedangkan UPT IX mewakili UPT-UPT terbaru. Letaknya di sisi barat.  Warga transmigran di pemukiman ini berasal dari Jawa Barat.

Pada hari keempat aku berkeliling naik motor Binter ke Unit I, II, dan IX.  Bertemu dan berdiskusi dengan kepala UPT dan PPL di unit-unit itu.

Dalam perjalanan naik motor antar UPT itu, segera aku dihadapkan pada masalah bahwa motor Binter yang kutumpangi doyan mogok.  Untungnya Mas Heri sebelumnya sudah memberitahu aku soal penyakit mogok itu.  "Copot saja platinanya, gosok, lalu pasang lagi. Pasti beres," katanya. Itulah yang kulakukan setip kali Binter itu mogok dan it works, guys.

Hanya saja kalau mogoknya pas di tengah hutan, ya, rada ngeri-ngeri sedap juga. Takutnya ada kucing besar belang datang menghampiri dan bertanya, "Mogok ya, mas."

Teman-teman di pondokan juga mengingatkan agar berhati-hati saat melintas di kampung asli Lampung di Banjaragung. "Jangan sampai kamu nabrak mati ayam betina di situ.  Nanti ganti ruginya dihitung sekalian dengan anak-anaknya yang belum ada." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun