Ada banyak soal yang dikritik. Berikut ini hanya sekadar contoh saja:
- Hal Plagiat: syarat dan ketentuan Kompasiana tidak eksplisit melarang swaplagiat, tapi kalau ada artikel swaplagiat langsung divonis plagiat.
- Hal Nilai: nilai "Tidak Menarik" untuk artikel dikritik karena bersifat merendahkan penulis. Untunglah nilai itu kemudian ditiadakan.
- Hal Diskriminasi: Admin K diduga lebih memihak pada kompasianer milenial (YZ) ketimbang pramilenial (Baby Boomers dan X). Faktanya artikel-artikel anggitan milenial jauh lebih kerap AU ketimbang anggitan pramilenial. Felix Tani menyebut artikel para milenial itu "politip" (aneka tip) dan "manganime" (manga dan anime) yang bersifat reproduktif dan repetitif. Hal ini sempat direspin keras oleh kompasianer milenial, sehingga menjadi polemik di Kompasiana. Dampak polemik ini, artikel Pak Tjip langsung jadi AU sekali (saja).
- Hal K-Rewards: Admin K dibully karena tak pernah terbuka tentang cara perhitungan dan nilai total K-Rewards. Tapi hal itu mungkin rahasia perusahaan yang hanya akan dibukakan bila lele telah bersisik.
- Hal Humor: Admin K dibully karena sempat menghilangkan sub-kanal Humor. Sub-kanal ini kemudian muncul di bawah kanal Life. Felix Tani tidak setuju karena menurutnya humor itu harusnya masuk kanal Fiksi. Menurut dia humor lebih penting ketimbang puisi. Humor bikin ketawa, puisi bikin pusing.
Apakah Admin K tersinggung karena dibully Felix Tani? Aku pastikan tidak. Karena, seperti disinggung di atas, Admin K itu adalah lembaga yang  yang tak punya perasaan.Â
Sesuatu yang tak berperasaan mustahil tersinggung atau sakit hati.
Baiklah jika artikel ini berhenti sampai sini. Sudah delapan ratus delapan puluh kata. Â (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!