Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sembilan Tahun Menjadi Penulis Tak Terkenal di Kompasiana

16 Oktober 2023   13:02 Diperbarui: 16 Oktober 2023   17:41 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman muka akun Kompasiana Felix Tani (Sumber: Screenshot Kompasiana.com)

Aku lebih memilih topik yang bukan selera khalayak tapi akan selalu relevan dibaca lintas tahun. Mungkin, sedikit berlebihan, semacam topik klasik yang tak mudah lapuk dimakan waktu. Semisal soal etnisitas, nilai-nilai sosial, dan riset ilmiah.

Kedua, harus ada orang yang menulis tentang hal-hal yang menurutku penting, walau itu tidak diminati khalayak luas. Sekurangnya, dengan menulis hal semacam itu, aku sedang berusaha meyakinkan khalayak bahwa ada soal-soal yang tak populer tapi penting juga diketahui.

Sebab jika semua orang menulis tentang isu-isu kekinian yang sifatnya seketika, maka dunia literasi kita hanya akan menjadi semacam sungai yang dangkal beriak riuh -- sarat sensasi (noise). Bukan seperti sungai yang dalam berisi pergolakan di dasarnya -- sarat esensi (voice). 

Maka jadilah demikian. Tulisan-tulisanku di Kompasiana lalu terpumpun pada empat topik yang jauh dari selera khalayak yaitu:

  • Sosiologi Batak Toba: tulisan-tulisan sosiologis tentang kehidupan sosial, budaya, religi, ekonomi, dan politik masyarakat Batak Toba;
  • Sosiologi Kuburan: tulisan-tulisan sosiologis tentang kematian, kuburan, dan tradisi yang menyertainya dalam komunitas tertentu;
  • Penelitian Sosial: tulisan-tulisan tentang metode penelitian kualitatif, hasil penelitian, dan kritik saintifik terhadap pernyataan-pernyataan pejabat, politisi, pengamat, dan ilmuwan.
  • Humor Satiris: tulisan-tulisan humor yang menertawakan keadaan sosial dengan menempatkan diri sendiri sebagai "subyek yang ditertawakan". Ini bukan jenis humor yang disukai khalayak karena cenderung "serius" sehingga pembaca terkendala tawanya. Lagi pula khalayak cenderung lebih menyukai gosip, bullying, dan hoaks ketimbang humor.

Saat menulis empat topik itu, aku selalu menerapkan standar mutu pribadi. Harus senantiasa logis (rasional dan empiris), etis (tak merendahkan martabat pihak lain), dan (sedapat mungkin) estetis (dalam pilihan diksi dan gaya bahasa). 

Risiko menulis topik yang tak diminati khalayak, ya, jumlah pembacanya jeblok. Tak laku. Kecuali bila tulisan itu menjadi AU, mungkin arena Admin menghargai mutunya -- kebetulan kriterianya masuk.  Maka jumlah pembaca bisa terdongkrak. 

Tapi, keuntungannya, aku bisa hadir di Kompasiana sebagai "diri sendiri" (be my self). Aku bisa menulis topik yang aku minati dan kuasai menurut bahasa dan gaya tulisku sendiri. 

Aku tak perlu memusingkan diri dengan selera Admin Kompasiana dan khalayak pembaca. Menolak untuk didikte oleh kepentingan mereka. Aku penulis merdeka, bukan penghamba selera Admin dan khalayak.

Sekadar contoh, aku bisa sebut di sini dua tulisanku di Kompasiana yang menurutku "itulah-aku". 

Pertama, artikel "Hariara, Pohon Tertinggi Sejagad yang Ada di Tanah Batak" (K. 25 April 2019). Isinya tentang filosofi "pohon kehidupan" orang Batak.  Tulisan ini menjadi AU dan meraih 4,052 views.  

Tulisan itu telah diterbitkan juga di "Courrier International" (19 Desember 2019), koran internasional yang berbasis di Paris, Perancis (Grup Le Monde) dengan judul "A Sumatra, l'arbre gratte-ciel au carrefour des mondes".  Juga terbit dalam "Courrier International" edisi Bahasa Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun