Tidak hanya soal mutu ikan asinnya, tapi juga soal harga. Umi selalu memberitahu harga pokok dan harga jual, sehingga ketahuan berapa untungnya. Menurutku, marjin yang diambilnya setimpallah dengan risiko membaui dan menjumputi iksn asin setiap hari. Tak banyak lansia yang mau seperti itu. Apalagi lansia pensiunan PNS atau BUMN.
"Umi penjual asin itu jujur sekali," kataku pada istriku di rumah.
"Ya, iyalah. Lansia gitu."
"Apa hubungannya?"
"Adalah. Udah capek bohong waktu mudanya. Makanya jadi jujur setelah lansia."
Bah! Kurasa itu sindiran untukku. Nyesel banget aku cerita tentang Umi Emi. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H