Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Lansia Jujur karena Sudah Capek Bohong

9 September 2023   17:41 Diperbarui: 10 September 2023   05:23 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ikan asin (Sumber: via magnate.id)

Tadi pagi aku mampir lagi di kios ikan asin milik Umi Emi -- sebut saja begitu namanya. Umi ini pedagang ikan asin senior di Pasar Belakang Gang Sapi Jaksel. Bukan hanya dari segi durasi dagang di pasar, tapi juga dari segi usia. Umi ini sudah lansia. Kutaksir usianya 70-an tahun. 

Bayangkan, lansia 70-an tahun tiap hari membaui aneka jenis ikan asin di kiosnya. Mulai dari rebon, ikan teri, ikan kapas, ikan gabus, sampai jambal. Tapi Umi tetap sehat walafiat. Mungkin karena menurut Umi semua ikan asin dagangannya adalah ikan segar. Aku tak paham terminologi ikan asin segar itu.

Atau, kemungkinan lain, seperti ikan asin yang awet karena digarami, Umi Emi juga jadi awet karena setiap hari bersaput debu dan uap garam. Nah, jadi lansia asin, mungkin; mungkin, ya.

Aku tadi mampir di kiosnya untuk membeli ikan teri Medan. "Ini kurang bagus. Tapi ini yang paling baik yang bisa aku dapatkan," katanya waktu aku bertanya soal mutu teri Medannya. "Susah dapat teri Medan sekarang," katanya.

"Emang di mana nangkap teri Medannya, Umi," tanyaku iseng.

"Ya, di lautlah."

"Oh, iya." Nenek-nenek juga tahulah. Aku nyaris ngakak. Yah, siapa juga yang bilang ikan teri ditangkap di balong.

Tapi Umi Emi ini, sepanjang yang kutahu, sangat jujur soal ikan dagangannya. "Beli gabus pancingan aja. Lebih enak," sarannya suatu ketika saat aku mau beli ikan asin gabus balong. 

"Ini jambal biasa. Kalau suka makan jambal roti, jangan beli ini. Kurang enak," katanya lain waktu. Betapa jujurnya. Sampai -sampai Umi melarangku membeli ikan asin jambal dagangannya. 

Sungguh, aku tak pernah dikecewakan Umi Emi. Berkali-kali aku beli ikan asin di kiosnya, tak pernah gagal rasanya. Selalu asin. Beneran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun