Jadi Roy mungkin tak jujur-jujur amatlah tentang proses produksi imajinasi perbandingan fakta dan fiksi itu. Tapi biarlah itu menjadi urusan hati nurani dia.
Lebih masuk akal jika dikatakan Roy sedang memainkan politik labelisasi untuk membangun konstruksi politis bahwa "pemerintahan Jokowi berbau komunisme". Dalam diskusi yang ditayangkan TVOne itu Roy sempat mengucapkan "... siapa yang punya ide ini. Jangan-jangan ini bahaya laten ini sudah masuk betul".
Nah, lihat, ujung-ujungnya soal "bahaya laten", bukan? Â Kita tahu terminologi "bahaya laten" kreasi Orde Baru itu secata spesifik menunjuk pada PKI. Partai ini memang sudah lama dibubarkan dan dilarang, tapi "hantu"-nya diyakini pemerintah Orde Baru masih gentayangan jadi momok politik.
Rupanya, sampai hari ini masih ada politisi yang konsisten memiara "hantu PKI" itu sebagai momok "bahaya laten" berkelanjutan. Tempo-tempo "hantu PKI" itu dikerahkan untuk mendiskreditkan lawan politik.Â
Korban teror "hantu PKI" itu kini adalah Presiden Jokowi. Â "Hantu" itu menyerang Jokowi dengan dua senjata hoaks.Â
Pertama, Jokowi diisukan PKI atau keturunan anggota PKI. Â Ini hoaks, buktinya nol. Yang jelas Jokowi itu diklaim Ketum PDIP sebagai petugas partai. Fix no debate!
Kedua, kedekatan pemerintahan Jokowi dengan pemerintah China yang komunis dianggap sebagai bukti Jokowi memang ada bau-bau komuisnya. Masuknya investasi dan tenaga kerja China ke Indonesia disebut sebagai penyusupan "bahaya laten".
Jadi, begitulah. Ujaran Roy bahwa tarian Rungkad itu seperti tarian Genjer-Genjer bisa ditafsir sebagai upaya menebalkan noktah isu PKI yang ditempelkan kepada Jokowi dan pemerintahannya.Â
Dengan ujarannya itu, terkesan bahwa Roy termasuk dalam golongan politisi yang memiara "hantu PKI"untuk kepentingan politiknya. Nudah-mudahanlah kesan ini keliru.
Tapi jika benar demikian adanya, maka targetnya sudah jelas pendiskreditan Jokowi dan, dengan demikian juga, pasangan capres/cawapres yang didukung Jokowi. Soalnya capres/cawapres itu mesti punya tagline "Lanjutkan!".Â
Nah, apa yang akan dilanjutkan. Para pemiara "hantu PKI" pasti bilang "Capres/cawapres yang didukung Jokowi akan melanjutkan undangan pada bahaya laten komunis dari China!"Â