Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Di Jakarta Lebih Penting Pohon atau Kabel Udara?

22 Agustus 2023   09:13 Diperbarui: 22 Agustus 2023   16:56 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggul pohon mangga yang telah ditebang kujadikan rambatan bagi tanaman philodendron lemon (Dokpri)

Tajuk pohon kamboja dan jambu air di pekarangan kami sudah dipapas berulang kali untuk memberi jalan bebas hambatan pada kabel utilitas. Di latar belakang kabel listrik bertumpu pada atap rumah tetangga. (Dokpri)
Tajuk pohon kamboja dan jambu air di pekarangan kami sudah dipapas berulang kali untuk memberi jalan bebas hambatan pada kabel utilitas. Di latar belakang kabel listrik bertumpu pada atap rumah tetangga. (Dokpri)

Bahkan ada tindakanku yang lebih ekstrim. Delapan tahun lalu pohon mangga golek yang rajin dan pintar berbuah terpaksa kubunuh. Sebabnya aku malas setiap saat harus memangkas rerantingnya agar tak mengganggu rentang kabel-kabelan. Khawatir berujung perkara.

Pohon mangga itu kemudian kuganti dengan pohon jambu air. Masalahnya tetap sama. Tajuknya mengancam eksistensi kabel. Terpaksalah rerantingnya kuamputasi. Sebentar lagi mungkin akan kutebas juga. Untung bagi pohon jambu itu, aku belum tega melakukannya.

Tunggul pohon mangga yang telah ditebang kujadikan rambatan bagi tanaman philodendron lemon (Dokpri)
Tunggul pohon mangga yang telah ditebang kujadikan rambatan bagi tanaman philodendron lemon (Dokpri)

Pohon pandan Bali, nah, ini yang bikin pusing. Tajuknya sudah mengangkat kabel-kabel. Sampai hari ini, aku belum menemukan cara untuk memangkasnya tanpa risiko menarik putus kabel-kabel itu. Jadi untuk sementara ini, aku pura-pura cuek saja macam tetangga. Walau hati risau.

Aku ingin bertanya kepada Pak Heru. Pj. Gubernur Jakarta, mana yang harus dimenangkan di kota Jakarta? Kabel terhadap pohon, atau pohon terhadap kabel? 

Tiang dudukan kabel-kabel utilitas di depan rumah kami. Samping kanan kabel menembus tajuk pohon bisbul milik tetangga, samping kiri menembus tajuk pandan Bali milik kami. Di latar belakang kabel menembus tajuk jambu air. (Dokpri)
Tiang dudukan kabel-kabel utilitas di depan rumah kami. Samping kanan kabel menembus tajuk pohon bisbul milik tetangga, samping kiri menembus tajuk pandan Bali milik kami. Di latar belakang kabel menembus tajuk jambu air. (Dokpri)

Ini bukan cuma persoalan di depan rumah kami, lho. Di jalanan Jakarta kulihat banyak juga ranting pepohonan diamputasi agar kabel-kabel udara aman membentang. Sedih rasanya menyaksikan pohon dikalahkan terhadap kabel. 

Coba lihat udara Jakarta hari ini. Ada dua jenis polusi di sana. Pertama, polusi debu dan asap yang mengabu, merusak saluran pernafasan, sampai-sampai Pak Jokowi batuk-batuk.

Kedua, polusi kabel-kabel udara, baik itu kabel listrik dan terutama kabel-kabel informasi dan komunikasi. Bukan hanya pating-sliwer mengganggu pemandangan, atau menjerat leher orang lewat. Kabel-kabel itu juga minta previlese jalur bebas hambatan, dengan cara memangkas tajuk pepohonan yang menghambat.

Masalahnya, pohon berfungsi membantu mencuci udara Jakarta dari polutan. Tapi kabel-kabel udara yang sebenarnya juga polutan itu justru memberangus sebagian tajuk pepohonan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun