Tiga foto di atas menguatkan simpulan lomba balap karung aslinya adalah tradisi Eropa/Amerika. Mengingat bule Amerika itu aslinya migran dari Eropa, maka dapat disimpulkan balap karung itu dikreasi petani kentang di Eropa.
***
Orang Belanda, sebagai salah satu bangsa dan negara di Eropa, juga punya tradisi balap karung. Permainan itu lazim dimainkan untuk memeriahkan berbagai perayaan. Pesertanya mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Namun dokumen lama balap karung orang Belanda, penjajah yang membawa permainan itu ke Hindia Belanda atau Indonesia kini, ternyata tak mudah ditemukan.
Aku hanya bisa menemukan empat foto. Satu foto tahun 1939, lainnya sebelum tahun 1942, satu lagi tahun 1948, dan satu foto pasca penyerahan kedaulatan.
Foto tahun 1939 menampilkan anak-anak Belanda sedang lomba balap karung dalam rangka memeriahkan Festival Oranje, perayaan hari ulang tahun Ratu Kerajaan Belanda (Koninginnedag). Dilihat dari latar belakang rumah dengan arsitektur tropis dan pohon randu, kegiatan itu disimpulkan berlangsung di Hindia Belanda. (Lihat foto berikut.)
Tradisi perayaan ulang tahun ratu Belanda sudah ada sejak 31 Agustus 1885, hari ulang tahun Ratu Wilhelmina. Jadi lomba balap karung mestinya sudah dilakukan di Belanda sejak penghujung abad ke-19.
Lalu ada foto tanpa tahun yang menampilkan lomba balap karung di Batavia, Hindia Belanda. Mengingat nama Batavia untuk Jakarta digunakan dalam kurun 1619-1942, dan balap karung baru populer pada abad ke-19, maka kemungkinan foto itu dibuat antara 1900-1942.Â
Peserta balap karung dalam foto itu bukan orang Belanda atau kulit putih. Mereka berkulit sawo matang. Kemungkinan besar adalah pribumi Hindia Belanda. (Lihat foto berikut.)