Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Anies Baswedan Bacapres Pro-Perubahan?

29 Juli 2023   09:49 Diperbarui: 29 Juli 2023   14:29 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Bacapres 2024 Koalisi Perubahan dan Persatuan (Foto: via disway.id)

Mari kita lihat dari sisi idiologi dulu. Untuk itu perlu memeriksa apa idiologi Koalisi Perubahan, pengusung bacapres Anies Baswedan.

Informasi dalam wikipedia.org menyebut idiologi Koalisi Perubahan adalah Pancasila dan Konservatisme Sosial. Pancasila, ya, memang sudah seharusnya di negara ini. Tapi konservatisme sosial?

Konservatisme (Latin, consevare: melestarikan, menjaga) adalah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Semisal kembali kembali ke nilai-nilai budaya masa silam, atau sekurangnya mempertahankan status quo. Dengan kata lain anti-perubahan, jika perubahan diasumsikan sebagai "gerak maju".

Sebagai sebuah idiologi, konservatisme sosial tergolong politik sayap kanan. Idiologi ini dicirikan oleh,  pertama, kegigihan mempertahankan nilai-nilai tradisional dan, karena itu, menolak atau mengritik perubahan sosial. Penganut idiologi ini menolak keras, misalnya, hak LGBT, legalisasi hak aborsi, dan seks pra-nikah.

Kedua, mendukung peran agama mengatur kehidupan masyarakat dan, karena itu, mendukung eksistensi negara  agama serta menolak sekularisme dan liberalisme. Penganut idiologi ini berjuang mengintegrasikan hukum agama, seccara tersurat ataupun tersirat, ke dalam hukum positif negara.

Jadi, jika koalisi pengusungnya menganut idiologi konservatisme sosial yang anti perubahan, maka bagaimana mungkin Anies Baswedan sebaliknya menganut prinsip pro-perubahan? 

Bukankah hal itu berarti Anies mengkhianati idiologi Koalisi Perubahan? Sesuatu yang mustahil, bukan?

***

Secara konseptual pembangunan diartikan sebagai perubahan berencana secara berkelanjutan menuju kondisi yang lebih baik. Perubahan itu mencakup kondisi manusia (sosial, ekonomi, budaya, politik) dan lingkungan alam atau ekosistemnya, baik di lingkup nasional (makro) maupun lokal (meso/mikro).

Jika pembangunan adalah perubahan berencana secara berkelanjutan, maka dengan sendirinya konsep "perubahan" dan "keberlanjutan" bukanlah dua hal yang besifat dikotomis. Satunya bukan antitesis untuk yang lainnya.

Anies sendiri sejatinya memahami soal itu. Karena itu dia pernah bilang perubahan itu ada unsur change and continuity.  Tak mungkin continuity saja, juga tak mungkin hanya change saja". [1]  Dengan kata lain Anies mau bilang bahwa proses pembangunan adalah "perubahan berkelanjutan". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun