Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tiga Puluh Menit Bodohku di Museum Kota Lama Semarang

30 Juni 2023   06:52 Diperbarui: 1 Juli 2023   07:25 2970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Spiegel Kota Lama Semarang, kini menjadi Spiegel Bar & Bustro (Dokpri)

Cerita melompat ke jauh ke akhir abad 15. Kerajaan Demak mengirim Kyai Ageng Pandanarang, kelak disebut Sunan Pandanaran I, ke pulau Bergota -- salah satu pulau di pantai Semarang kala itu. 

Dia menemukan fenomena ekologis aneh di sana.  Pepohonan asem Jawa tumbuh (j)arang-(j)arang di pulau itu. Maka dinamainya tempat itu (a)Sem (J)arang, Semarang.  

Sunan Pandanaran I adalah pendiri desa Semarang. Penerusnya adalah anaknya, Pandanarang II atau Sunan Pandaran II. 

Di bawah kepemimpinan Pandanaran II Semarang tumbuh pesat. Karena itu Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang, kelanjutan Kerajaan Demak, menjadikannya wilayah kabupaten. Itu terjadi pada 2 Mei 1547 -- ditetapkan sebagai hari lahir Semarang.

Dalam perkembangan selanjutnya Pajang ditaklukkan  Mataram tahun 1582. Maka Semarang menjadi wilayah Kerajaan Mataram.

Pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram menggadaikan Semarang  kepada VOC untuk keperluan pelunasan utangnya. VOC menguasai daerahcitu.

Untuk melindungi aset dan kepentingan ekonominya, VOC membangun benteng kecil di sana. Namanya benteng  de Vijfhoek van Samarang. Dinamai begitu karena punya lima sudut bastion-- masing-masing dinamai Raamsdonk, Bunschoten, Zeeland, Amsterdam, dan Utrecht. 

Benteng itu berisi kantor dan rumah pejabat dan staf VOC. Penjagaan dilakukan oleh 30-40 orang serdadu. 

Benteng de Vijfhoek sudah tertera dalam peta Semarang tahun 1695. Kira-kira posisinya di barat laut Kota Lama, tepat di sisi timur Kali Semarang.

Lalu, tutur Mbak Pemandu tadi, pada tahun 1705 Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC. Itu imbalan untuk VOC yang telah membantunya menumpas pemberontakan Trunojoyo (1646-1677) dan merebut kembali Kraton Kartasura.

Periode akhir abad 15 itu sampai 1705, untuk pemahamanku sendiri, kusebut Periode Semarang Mataram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun