Tapi apakah rinduku pada soto Triwindu terbayar dengan makan soto Gading? Ternyata tidak. Sebab keduanya soto yang berbeda dengan kenikmatan yang berbeda. Soto Triwindu itu soto sapi, sedangkan soto Gading adalah soto ayam. Â Satu sana lain bukan substitute. Ojo dibandingke!
Satu hal lain, ternyata aku punya kerinduan terpendam juga pada soto Gading. Hal itu kusadari saat dihadapkan pada kenyataan lupaku pada rasa soto itu. Liur terbit adalah tanda rindu yang terpendam. Mungkin semacam rindumu pada mantan yang selalu kau ingkari.
Apakah aku akan memendam rinduku pada soto Triwindu? Tidak, aku masih punya harapan untuk membayarnya lunas. Selama masih ada kereta dari Gambir Jakarta ke Balapan Solo atau dari Tawang Semarang ke Balapan Solo. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H