Di antara banyak lagu yang diperdengarkan selama tiga tahun aku di seminari, hanya beberapa lagu yang menempel di benakku. Itupun tak sepenuhnya nempel.
Dari The Beatles, aku paling ingat "Obladi Oblada". Tapi cuma frasa "Obladi oblada life goes on, brah." Kata "brah" waktu itu di telingaku terdengar sebagai "bah". Banggalah, The Beatles memasukkan kosa kata Batak ke dalam lagunya.
Lagu Bee Gees yang paling berkesan adalah "Don't Forget to Remember Me". Â Dan satu-satunya frasa yang aku hafal dari lirik lagu itu adalah, ya itu tadi, "Don't forget to remember me (my love)." Aku pikir itulah intisari lagu itu.Â
Dari The Cats, lagu yang paling mengesankanku adalah "Vaya Con Dios". Frasa yang berhasil kutangkap dari lirik lagu ini lumayan panjang. "Vaya con Dios my darling. Vaya con Dios, vaya con Dios my love."Â Cukup panjang, kan?
Aku diberitahu teman-teman anak Medan, lagu "Vaya con Dios" itu selalu diperdengarkan di KMP Tampomas saat kapal itu mulai bertolak dari Pelabuhan Belawan menuju Tanjung Priok Jakarta.
Sejak itu aku bercita-cita naik Tampomas ke Jakarta, agar bisa mendengarkan lagu itu. Sambil menyaksikan penumpang dan pengantar berurai air mata oleh perpisahan. Betul, itu cita-citaku.
Lagu CCR yang berkesan bagiku adalah "Proud Mary." Frasa yang kutangkap dari liriknya hanya ini: Â "Rollin', rollin', rollin' on the river." Keren, kan?
Apakah aku benar-benar tak mendengarkan lagu pop Indonesia dan lagu Batak waktu di seminari? Tidak juga. Kan ada libur caturwulan. Boleh pulang kampung. Lalu numpang dengar lagu-lagu pop Indonesia dari radio tetangga.
Lagu Batak? Begini. Tiap hari Minggu pagi, sebubar gereja, anak-anak seminari itu boleh jalan-jalan ke luar asrama. Biasanya sih ke kota untuk cuci mata. Nah, sengajalah aku dan teman-teman lewat Kampung Kristen. Untuk numpang dengar lagu-lagu Batak Trio Golden Heart dari tiprikorder warga yang disetel keras-keras di dalam rumah.
Orang Batak di kampung dan di rantau Siantar itu punya kebiasaan menyetel volume suara tiprikorder sampai pol. Sehingga tetangga ikut mendengar lagu-lagu yang diputar. Kalau gak balas nyetel suara tiprikordernya keras-keras juga. Perang polusi suara, gitu deh.
Boleh dibilang, bersekolah di seminari telah menambah jenis musik yang mewarnai jiwaku. Lagu-lagu pop, country, dan rock and roll berbahasa Inggris dari Barat. Itu melengkapi lagu Batak dan pop Indonesia.