Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Puisi Ayah Tuah Tak Menjadi Artikel Utama?

3 Mei 2023   13:09 Diperbarui: 3 Mei 2023   15:28 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar judul puisi Ayah Tuah di Kompasiana (Dokpri)

Aku bukan pakar puisi. Pun tak paham puisi. Keahlianku merusak puisi. Untuk menjaring pembaca yang senang tertipu. 

Tapi subyektivitasku, intuisiku, membisikkan puisi "Membayangkan Banyak Jalan"  gubahan Ayah Tuah itu adalah "Puisi"dengan P-besar. Pilihan dan anyaman diksi, majas, dan  pesannya jauh di atas rata-rata. 

Itu yang membuatku geram. Sebab intuisiku mengatakan puisi itu lebih dari layak untuk menjadi Artikel Utama di Kompasiana.

Aku berkata begitu, bukan karena berkawan dengan Ayah Tuah. Bukan.  Kami musuhan. Karena dia selalu mencerca puisiku. Sekalipun dia tahu itu bukan puisi.

Aku tahu, Ayah Tuah itu pengagum Mbak Widha Karina, kurator puisi Kompasiana. Mudah-mudahan Ayah Tuah tak sampai meragukan kompetensi Mbak Widha. Lantaran meluputkan puisi tadi.

Mudah-mudahan, ya, semoga.

Oh, ya.

Aku tetap geram. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun