Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mario Dandy, Timnas U-20, dan Mentalitas Menerabas

9 April 2023   13:17 Diperbarui: 10 April 2023   13:52 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vulgar mentalitas menerabas di jalanan (Foto: pradita utama/detik.com)

Lalu dia menyindir Ganjar dengan mengatakan gubernur itu sudah hidup enak. Sementara para pemain Timnas U-20 baru merintis karirnya. Tapi Ganjar telah menghancurkan batu loncatannya.

Hokky juga bilang sudah tiga tahun meninggalkan sekolah demi Indonesia. Kalau sampai sepakbola Indonesia dibekukan FIFA, dia katanya tak punya ilmu apa-apa untuk bekal profesi lain.

Ada satu pertanyaan krusial tentang respon punggawa Timnas U-20 itu. Apakah keikutsertaan mereka di Piala Dunia, yang disebut Hokky "batu loncatan", diperoleh sebagai hasil kerja keras?

Tidak, sama sekali tidak. Seandainya itu hasil kerja keras, mestinya Timnas U-20 lolos ke babak Semifinal Piala Asia U-20 2023. Faktanya tim kita langsung gugur di fase grup. Itu artinya Timnas U-20 belum pantas untuk level Asia. Jangan kata untuk level Piala Dunia.

Tapi jangankan di level Asia, sih. Untuk level Asia Tenggara saja Timnas U-20 (U-19) Indonesia belum mampu mengukir prestasi juara. 

Lantas bagaimana  caranya agar Timnas U-20 yang miskin prestasi itu bisa bermain di ajang Piala Dunia?

Ambil jalan pintas saja: berjuang dengan segala upaya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Maka timnas tuan rumah akan mendapat privilese otomatis lolos ke Piala Dunia. Tak perlu harus bersusah-payah melewati beratnya laga-laga kualifikasi.

Itulah yang terjadi pada Timnas U-20 Indonesia. PSSI dengan dukungan penuh pemerintah berjuang dan berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Dengan demikian tim kita mendapat privilese langsung lolos ke Piala Dunia. 

Timnas U-20 Indonesia tak perlu harus berdarah-darah melakoni laga kualifikasi. Tidak seperti, misalnya, Timnas U-20 Israel yang ditolak masuk ke Indonesia itu.

Privilese Timnas U-20 bermain di Piala Dunia itu adalah indikasi mentalitas menerabas di aras negara (state). Negara, dalam hal ini direprentasikan  PSSI dan pemerintah, telah "membeli" satu jatah di Piala Dunia untuk Timnas U-20. Jatah yang selayaknya hak timnas negara Asia lain yang prestasinya di atas Timnas U-20 Indonesia.

Tiada maksud merendahkan Timnas U-20 di sini. Saya hanya mau menunjukkan fakta bahwa tim tersebut sebenarnya tak akan lolos ke Piala Dunia jika PSSI/pemerintah tak mengambil langkah khas mentalitas menerabas. Apakah itu pantas dibanggakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun