***
Di satu WAG yang diikuti Engkong Felix selalu ada ucapan selamat jika ada tulisan anggota yang menjadi AU. Â (Sebaliknya disyukurin -- sokorin lo --bila ada tulisan yang dicopot labelnya atau dihapus oleh Admin.)
Implisit, Â dengan ucapan selamat AU itu, hendak dikatakan bahwa status AU adalah suatu prestasi.Â
Saya pikir ada benarnya juga. Dengan catatan, kita sepakat bahwa status AU merujuk pada pemenuhan sejumlah kriteria artikel bermutu tinggi menurut ukuran obyektif Admin Kompasiana.Â
Artinya, jika suatu tulisan menjadi AU, berarti penulisnya berhasil menulis artikel bermutu tinggi. Karena itu, ya, pantaslah dirayakan.
Apakah tulisan AU di Kompasiana benar-benar bermutu tinggi, itu soal lainlah. Saya sudah pernah tunjukkan adanya AU yang miskin logika dan etika. Â Tapi mungkin Admin punya penilaian beda, ya, sudahlah. Jangan terlalu keraslah pada Admin.
Tapi merayakan AU mungkin terkesan berlebihan jika dilakukan setiap saat. Coba dipikir, jika pola itu dilakukan, maka kompasianer Sigit akan punya 1-3 kali perayaan AU setiap minggu. Â Bisa tekor dia kalau teman-temannya selalu minta ditraktir.Â
Jika perayaan dianggap berlebihan, maka bersyukur mungkin adalah tindakan yang lebih pantas. Sebab baiklah bila kita bersyukur setiap saat atas capaian-capaian kita. Seremeh-temeh apapun itu.Â
Jangan engkau pelit mengapresiasi dirimu.
Sekurangnya ada tiga alasan untuk bersyukur bila tulisan naik menjadi AU di Kompasiana.
Pertama, bersyukur karena kira bisa menganggit  tulisan yang dinilai pihak lain yang berkompeten (Admin K) memenuhi standar mutu tinggi artikel.