Itu tiga aspek yang lazim saya gunakan sebagai ukuran mutu saat membaca sebuah tulisan. Â Entah itu artikel atau buku, fiksi ataupun non-fiksi.
Tentang estetika, ukurannya  relatif, sehingga tak usahlah diperdebatkan di sini. Tak banyak juga orang yang mampu menulis dengan diksi, frasa, dan kalimat yang estetik. Jika mampu maka itu adalah nilai lebih.
Jadi saya mau fokus pada dua aspek tulisan saja, logika dan etika.
Pada dua aspek itu saya, terus terang, hendak mengkritik Admin Kompasiana terkait artikel-artikel yang menjadi Artikel Utama (AU) di Kompasiana.
Mengapa mengkritik Admin, bukan Kompasianer penulis artikel? Karena, pertama, Â penetapan AU sepenuhnya wewenang Admin.Â
Lalu, kedua, jaminan aspek logika dan etika pada artikel yang menjadi AU semestinya adalah tanggung-jawab Admin. Sebab kerja Admin dipagari oleh standar logika dan etika yang ketat.
Tapi, faktanya, saya beberapa kali menemukan AU yang tak memenuhi standar logika dan atau etika.Â
Saya akan tunjukkan di bawah ini, tanpa mengungkap eksplisit judul artikel dan kompasianer penulisnya. Sebab saya tidak sedang menilai artikel dan menghakimi penulisnya.
***