Sekarang? Â Orang kota dengan kekuatan modalnya datang ke Maja. Bukan untuk membeli hasil bumi. Tapi untuk makan tanah, lahan pangan itu.
Pilu hati membayangkan petani-petani Maja itu. Mereka mungkin mendadak kaya dari hasil menjual lahan taninya. Tapi, pada saat bersamaan, mereka kehilangan way of life, cara hidup, sebagai petani.
Kehidupan macam apa yang akan dijalani oleh orang yang telah kehilangan cara hidupnya?
Itu seperti serdadu yang maju ke medan tempur tanpa bekal senapan.
Ngilu aku membayangkan ujung kisahnya.Â
[6]Â
Pukul 08.30 WIB. Kereta melambat, memasuki Stasiun Rangkasbitung.Â
Pandangan mataku menyisir gerbong. Baru sadar, satu gerbong ternyata tinggal berlima. Mayoritas penumpang sudah turun di stasiun-stasiun sebelumnya.Â
Terutama di Serpong, Cisauk, Parungpanjang, dan Maja. Sepertinya begitu. Aku tak perhatikan tadi.
Kereta berhenti.Â
Istriku, aku, dan dua anak gadis kami bergegas turun. Â Kami ingin segera tiba di Bukit Kanada. Â