Lha, itu artinya masa depan bangsa -- yakni generasi muda -- sepenuhnya jadi beban tanggungjawab guru, dong.
Apa dipikir para Pak Guru itu Superman dan para Bu Guru Sepermin?
Sependek pengetahuanku, tanggungjawab utama guru itu fokus membantu murid untuk menjadi orang muda bernalar kritis dan kreatif. Sisanya itu, ya, tanggungjawab lembaga atau pranata lainlah.
Emangnya para guru kita sudah sangat Pancasilais sehingga dinilai mampu membentuk profil pelajar Pancasila? Teori mungkin, ya, paling tidak hafallah isi buku ajar PPKn.
Atau, ini, gajinya. Apakah penentuan gaji atau honor guru itu sudah Pancasilais? Maksud saya, sudahkah sesuai dengan Sila ke-5, Keadilan Sosial bagi Rakyat Indonesia?
Jadi, lupakan sejenak jargon guru pahlawan tanpa tanda jasa. Juga jargon ing ngarsa sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.Â
Kita jawab dulu pertanyaan ini dengan jujur. Sudahkah (menjadi) guru itu pengalaman yang dihargai?
Jika tidak, lupakan saja Kurikulum Merdeka Belajar dan target Profil Pelajar Pancasila itu.
Merdekakan dulu guru kita! (eFTe)
Â
Â