Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perempuan Tenun di Danau Toba, Livery Baru Air Asia Menyambut F1H2O Balige 2023

25 Februari 2023   16:15 Diperbarui: 25 Februari 2023   18:29 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koevolusi alam dan manusia Batak menghasilkan komposisi alam buatan dan alam asli yang indah menawan di Balige, Toba (Foto: Kanal YouTube RD Explorer/screenshot)

Menakjubkan. Tapi menjadi masuk akal bila diingat sosok di balik livery baru itu adalah dua orang perempuan Batak kelas dunia. Mereka adalah Kerri na Basaria Panjaitan, socio-preneur pendiri Toba Tenun dan Veranita Yosephine Sinaga, Direktur Utama AAI.

Kedua perempuan visioner itu punya motif yang sama untuk memasarkan alam Danau Toba dan budaya Batak ke seluruh dunia. Kecintaan pada Tanah Batak dan kegairahan untuk meningkatkan ekonomi orang Batak lewat jalur wisata alam dan budaya. Harapannya Danau Toba sebagai sebuah ekosistem akan menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Maka terwujudlah livery "Perempuan Tenun di Danau Toba" itu sebagai hasil elaborasi tema Lake Toba & Beyond.  Suatu livery yang cerdas.

Dikatakan cerdas karena  pemilihan empat sosok perempuan tenun di tepi Danau Toba itu sungguh mencerminkan nilai-nilai keindahan (beauty), kelembutan (tenderly), dan ketenteraman (serenity) sekaligus. Bukan saja pada Danau Toba dan budaya Batak, tapi juga pada maskapai AAI itu sendiri.

Kesan yang ditimbulkan, pesawat Air Asia itu menyajikan keindahan di udara, kelembutan dalam layanan, dan ketenteraman sepanjang penerbangan. Seperti bayi dalam gendonfan ibunya.

Corak Danau Toba, bunga kecombrang, dan wanita penenun di badang pesawat Air Asia.(Dok. Toba Tenun/kompas.com)
Corak Danau Toba, bunga kecombrang, dan wanita penenun di badang pesawat Air Asia.(Dok. Toba Tenun/kompas.com)

Potongan corak perempuan penenun di badan pesawat Air Asia.(Dok. Toba Tenun/kompas.com)
Potongan corak perempuan penenun di badan pesawat Air Asia.(Dok. Toba Tenun/kompas.com)

Pilihan empat sosok perempuan tenun ulos pada livery itu tentulah bersifat subyektif. Sebab selaku pelestari tenun ulos tua, pengembang motif baru, dan penguat para perempuan tenun ulos di Tanah Batak, sudah pasti Kerri mengedepankan ulos sebagai ikon wisata budaya di kawasan Danau Toba. 

Tapi, sekalipun subyektif, pilihan itu relevan. Pilihan Kerri pada ulos ragi hotang, ragidup, dan tumtuman, seperti dikenakan empat perempuan tenun itu meringkaskan nilai-nilai hidup kebatakan. 

Pertama, ikatan cinta kasih sebagaimana dilambangkan ulos ragi hotang. Hotang, rotan, adalah alat pengikat yang kuat. Ulos ini lazim diselimutkan pada pasangan pengantin baru.

Dua, kehidupan yang indah sebagaimana dilambangkan ulos ragidup yang motifnya rumit tapi indah dan hidup. Setiap kelyarga Batak pasti punya ragidup. Ulos ini lazim diselimutkan hula-hula (orangtua mempelai perempuan) kepada boru (orangtua mempelai laki-laki) sebagai simbol pemberian berkat, agar hidupnya indah, berhasil, dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun