Implisit, Amien Rais misalnya mengukuhkan juga kebenaran itu. Merespon ujaran Cak Nun, Amien bilang begini:
"Firaun membangun kesatuan elite dengan menghimpun kekuatan elite politik, elite militer, elite ekonomi dan elite teknokratik, untuk apa? Untuk melestarikan kekuasaannya yang zalim dan biadab." [2]
Apakah "kebenaran lain" -- bahwa Jokowi itu semacam Firaun yang oligarkis -- itu merupakan pandangan politik Cak Nun?
Mungkin saja begitu jika mengingat dua hal ini. Pertama, Cak Nun sejauh ini tak mengoreksi substansi ujarannya dan, kedua, dia tak minta maaf pada Jokowi, Luhut, dan Anthony. Â
Lantas, apakah Cak Nun salah atau pantas dipersalahkan karena ujarannya itu?
Tidak!
Cak Nun hanya mengungkapkan satu "kebenaran lain" tentang Jokowi. Mungkin kebenaran menurut sudut pandang "orang kalah", atau "orang terpinggirkan", atau lainnya.
Jadi, jangan salahkan dan hujat Cak Nun. Biasakan berdemokrasi. Â Mintalah saja dia menjelaskan lebih jauh ujarannya tentang "kefiraunan" Jokowi.Â
Menjelaskan seterang-terangnya.
Cak Nun, panjenengan berutang penjelasan kepada khalayak. (eFTe)
Â