Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

[World Cup Qentir #09] Bruce Lee, Argentina dan Jet Kune Do Sepakbola

4 Desember 2022   19:38 Diperbarui: 4 Desember 2022   20:57 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Argentina, Lionel Messi melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Australia pada babak 16 besar Piala Dunia 2022, Minggu (4/12/2022) WIB. (c) Foto AP/Thanassis Stavrakis via bola.net

"It's like a finger pointing away to the moon. Don't concentrate on the finger or you will miss all that heavenly glory." -Bruce Lee

Kamu harus tahu apa yang terpenting. Bukan jari yang menunjuk bulan. Tapi bulan sebagai wujud keagungan surgawi.

Apa kaitannya dengan sepakbola?

Jangan terpaku pada strategi, atau kamu akan kehilangan permainan dan, karena itu, kehilangan kemenangan.

Strategi sepakbola adalah buah pikiran (intelektualitas), sedangkan permainan adalah konstruksi rasa (emosionalitas).

"Don't think! Feel!" kata Bruce Lee selanjutnya. Feel, rasa, tentang kecerdasan emosional. Tepatnya kecerdasan intuitif.

Ujaran-ujaran tadi adalah filosofi Jet Kune Do (JKD), seni beladiri kreasi Bruce Lee. Beladiri tanpa pola baku.  Praktisi JKD hanya fokus untuk membangun karakter dan kemampuan diri sendiri. Ringkasnya, menjadi diri sendiri.

JKD tidak terikat pada bentuk. Dengan kata lain, merujuk filosofi sains Paul Feyerabend, anarkis. Metode apa saja boleh untuk mencapai kebenaran saintifik.

Begitupun dalam sepakbola. Jangan terikat pada strategi, metode, dan teknik baku. Sebab kebenaran sepakbola itu majemuk, berbeda secara unik dari satu ke lain pertandingan. Strategi, metode, dan teknik yang sesungguhnya hanya bisa ditemukan dan ditentukan bentuknya pada saat permainan berlangsung.

Hal itu hanya mungkin terjadi bila sebuah tim adalah entitas yang, kata Bruce Lee, be water, menjadi air. Meringkus bentuk permainan lawan sebagaimana air meringkus botol dengan cara mengunci bentuknya.  

Dan jika permainan lawan adalah botol, maka tak pernah ada dua botol yang persis sama. Maka air akan mengisinya, meringkus bentuknya, dengan cara yang saling beda.  

Itu sebabnya sepakbola dikatakan anarkis. Tidak pernah ada, misalnya, dua gol dari Messi yang diciptakan dengan cara yang sama. Sekalipun itu dari titik penalti. 

***

Argentina pada laga babak 16 besar Piala Dunia 2022 melawan Australia, Minggu 4 Desember 2022 dini hari di Qatar, adalah tim yang memainkan sepakbola seturut prinsip-prinsip dasar JKD kreasi Bruce Lee.

Australia pasti telah menganalisis pola permainan Brasil dalam fase grup.  Mencari tahu rahasia kekalahannya dari Arab Saudi dan kemenangannya dari Mexico dan Polandia. Lalu atas dasar itu merancang strategi untuk menaklukkannya.

Tapi Australia lupa. Seturut prinsip Jet Kune Do, Argentina sesungguhnya baru menentukan strategi dan metode aktual pertandingan saat bertarung di lapangan. Karena itu mustahil menentukan cara menaklukkan Argentina sebelum pertandingan berjalan.

Itulah yang terjadi dalam laga Argentina versus  Australia yang baru usai. Pemain Australia tak pernah bisa sepenuhnya menebak pergerakan Messi dan kawan-kawannya. Justru karena bentuk permainan Australia telah diringkus Argentina yang "menjadi air".

Gol Messi di menit ke-37 ke gawang Australia bisa menggambarkan soal itu dengan jelas. Pemain Australia telah memasang pagar rapat di depan kotak 16. Tapi mereka lupa Messi saat itu telah menjadi bagian dari pagar itu. Maka terbukalah ruang sempit untuk melesakkan sebuah tendanganan ke pojok kanan gawang M. Ryan. Gol!

Gol Alvarez di menit ke-57 bisa dijelaskan dengan cara yang sama. 

Dan gol balasan Fernandez ke gawang Argentina pada menit 77, bisa dijelaskan sebagai buah kelengahan Argentina dalam mengunci bentuk permainan lawan.

Bukankah Bruce Lee juga terkena pukulan lawan dalam berbagai pertarungannya? Tapi itu tak berarti di kalah, bukan? 

Begitulah Argentina menemukan dan melakoni The Jet Kune Do of Football, Jetkundo Sepakbola.

***

Teori garis tengah. Itu prinsip JKD yang menjadi kunci kemenangan (heavenly glory) Argentina atas Australia.

Garis tengah dalam JKD adalah garis vertikal imajiner pada pusat tubuh manusia, mengacu pada ruang di depannya. Itu sejatinya konsep Wing Chun untuk menguasai garis tengah lawan, sambil menjaga garis tengah sendiri.

Ada tiga dalil pada teori garis tengah itu. 

  1. Mengontrol garis tengah berarti mengontrol pertarungan.
  2. Menjaga garis tengah sendiri saat mengeksploitasi garis tengah lawan.
  3. Mengontrol garis tengah berarti mendudukinya.

Menguasai garis tengah Australia sambil me njaga garis tengah sendiri secara ketat. Dalam bahasa sepakbola itu berarti menguasai lapangan tengah, koridor pada garis lurus imajiner dari tengah gawang sendiri ke tengah gawang lawan.

Itulah kunci dasar kedigdayaan Argentina.

Tapi, apakah analisis Jet Kune Do Sepakbola ala Agentina ini valid? Dalam arti, apakah benar Argentina bermain bola seperti halnya Bruce Lee mekakoni tarung dengan lawan?

Entahlah. Yang saya pahami, pertandingan sepakbola adalah sebuah teks publik. Setiap orang bebas menafsirnya sesuai daya pikir dan kreativitasnya.

Lagi pula, kalau tak begitu tafsirnya, lalu macam apa menurut kamu?(eFTe)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun