Dan jika permainan lawan adalah botol, maka tak pernah ada dua botol yang persis sama. Maka air akan mengisinya, meringkus bentuknya, dengan cara yang saling beda. Â
Itu sebabnya sepakbola dikatakan anarkis. Tidak pernah ada, misalnya, dua gol dari Messi yang diciptakan dengan cara yang sama. Sekalipun itu dari titik penalti.Â
***
Argentina pada laga babak 16 besar Piala Dunia 2022 melawan Australia, Minggu 4 Desember 2022 dini hari di Qatar, adalah tim yang memainkan sepakbola seturut prinsip-prinsip dasar JKD kreasi Bruce Lee.
Australia pasti telah menganalisis pola permainan Brasil dalam fase grup. Â Mencari tahu rahasia kekalahannya dari Arab Saudi dan kemenangannya dari Mexico dan Polandia. Lalu atas dasar itu merancang strategi untuk menaklukkannya.
Tapi Australia lupa. Seturut prinsip Jet Kune Do, Argentina sesungguhnya baru menentukan strategi dan metode aktual pertandingan saat bertarung di lapangan. Karena itu mustahil menentukan cara menaklukkan Argentina sebelum pertandingan berjalan.
Itulah yang terjadi dalam laga Argentina versus  Australia yang baru usai. Pemain Australia tak pernah bisa sepenuhnya menebak pergerakan Messi dan kawan-kawannya. Justru karena bentuk permainan Australia telah diringkus Argentina yang "menjadi air".
Gol Messi di menit ke-37 ke gawang Australia bisa menggambarkan soal itu dengan jelas. Pemain Australia telah memasang pagar rapat di depan kotak 16. Tapi mereka lupa Messi saat itu telah menjadi bagian dari pagar itu. Maka terbukalah ruang sempit untuk melesakkan sebuah tendanganan ke pojok kanan gawang M. Ryan. Gol!
Gol Alvarez di menit ke-57 bisa dijelaskan dengan cara yang sama.Â
Dan gol balasan Fernandez ke gawang Argentina pada menit 77, bisa dijelaskan sebagai buah kelengahan Argentina dalam mengunci bentuk permainan lawan.
Bukankah Bruce Lee juga terkena pukulan lawan dalam berbagai pertarungannya? Tapi itu tak berarti di kalah, bukan?Â