Tahu kompasianer S. Aji, kan? Kalau gak tahu, kamu pasti bukan tipe orang yang suka baca artikel bermutu.Â
Saya baru terlibat diskusi kilat dengannya. Tentang tamsil keledai dungu.
Itu karena dia menulis artikel "Cara Argentina Tidak Mengulangi 'Nasib Keledai'" (K. 27/11 /2022).
Saya berkomentar di artikel itu begini:Â
"Mas Ji. Keledai tak pernah terperosok dua kali ke dalam satu lubang yang sama. Tapi terperosok berkali-kali ke lubang yang berbeda dengan cara yang sama. Contohnya Timnas Qatar. Hahaha."
Balasan Mas Aji:Â
"Sepakat Engkong Guru. Kebanyakan pikiran fokus pada lubang yang sama, tidak banyak yang curiga dengan cara yang seragam di lubang yang berbeda-beda. Lubang memang berbahaya. Hahaha. Selalu sehat Engkong Guru."
Sekali lagi, hal "keledai dungu" itu hanya tamsil untuk tindakan manusia. Bukan tamsil untuk manusianya.Â
Sejatinya ada tiga cara untuk menghadapi lubang di jalan. Memutari, melompati, dan memasukinya.
Nah, keledai rupanya selalu memilih cara terakhir ini setiap kali menghadapi lubang baru yang berbeda. Satu kata untuk cara itu: terperosok.
Tamsil itu betlaku untuk Timnas Qatar di dua laga Piala Dunia 2022 Qatar. Qatar melawan Ekuador dan kemudian Senegal dengan cara main yang relatif sama. Hasilnya, kalah di dua laga itu.
Ekuador dan Senegal adalah dua lubang yang berbeda. Tapi Qatar berusaha melewatinya dengan cara yang sama. Masuk ke dalam alias terperosok.
Korsel juga begitu. Melawan Uruguay dan Ghana dengan cara main yang nyaris serupa. Hasilnya? Hanya imbang dengan Uruguay dan kalah dari Ghana.Â
Tapi, sekali lagi, ini cuma tamsil. Belum tentu juga Qatar dan Korsel itu terjebak dalam metode terperosok ala keledai.
Tapi mungkin juga cara main bola dua kesebelasan itu, Qatar dan Korsel, sebelas duabelas dengan cara keledai menghadapi lubang yang beda, bukan?
Tapi, bagaimanapun juga, keledai itu tak sedungu yang dituduhkan manusia. Sebab kalau begitu, ngapain juga manusia belajar dari kedelai tentang cara melewati lubang di jalan? (eFTe)
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H