Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Membaca Dee Lestari dalam Satu Seperempat Jam

23 November 2022   16:49 Diperbarui: 23 November 2022   20:16 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah lain untuk ide, pikiran,  itu adalah karunia talenta.

Pilihannya kemudian terpulang pada diriku sebagai pemilik talenta titipan Sang Khalik. Apakah aku akan menguburnya? Membiarkannya tak terpakai?  Atau mengembangkannya?

Dari tuturan Dee aku belajar, seseorang mustahil bisa menjadi penulis bila malas menyadari ide bawaan dalam dirinya dan atau malas mengembangkannya.  

Jadi soal menulis adalah perkara memerangi kemalasan berpikir.

Kedua, soal kata.  Menurut Dee, kata adalah peluru yang ditembakkan ke benak pembaca. 

Ah, jika kata adalah peluru, maka bagaimana dia dapat memikat dan mengikat pembaca? Bukankah dia akan membunuh pembaca? Membuyarkan isi benaknya?

Tentu, itu hanya sebuah metafora.

Aku tetap belajar.  Setiap kata penulis haruslah jadi peluru cinta untuk pembaca. Semacam anak panah Cupid, putra Aphrodite, Sang Dewi Cinta -- bukan Dewi Lestari, eh.

Bila setiap kata adalah peluru cinta, maka setiap kata akan memikat dan mengikat pembaca.  Membuat mereka mabuk cinta pada tulisanmu.  Mereguknya tuntas sejak kata pertama sampai kata terakhir.

Bukankah begitu rasa hatimu saat jatuh cinta?

Ketiga, soal imajinasi. Beda dengan Dee, bagiku imajinasi bukan unsur proses kreatif dalam menulis. Atau sekadar manfaat menulis.  Bukan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun