Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boru Panggoaran dan Revolusi Senyap Perempuan Batak Toba

17 November 2022   14:39 Diperbarui: 18 November 2022   05:37 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, lagu Lupa Do Ho (Engkau Lupakan) karya musisi Firman Marpaung (1980) yang dipopulerkan oleh Simbolon Bersaudara.

Lagu itu berkisah tentang anak lelaki yang pergi merantau,  sukses secara sosial-ekonomi, tapi kemudian lupa pada orangtua dan adik-adiknya di kampung.

Berikut sepenggal lirik lagu itu.  "Manghirim do sude, haha-anggi ibotomi. Anggiat sahat ho hasian, tu tinodoni rohami. Anak siparbagaon tahe, sian na di hutai. Ai tung manghirim do sude amang di gogo mi." 

Terjemahan bebasnya, "Berharap semua, kakak-kakak dan adik-adikmu.  Semoga engkau berhasil meraih cita-citamu. Engkau anak yang menjadi andalan kami di kampung. Sungguh kami berharap atas bantuanmu."

Tapi itu harapan kosong. Anak yang diharapkan jadi tulang-punggung keluarga itu memang sukses di rantau. Tapi dia tak perduli pada nasib keluarganya di kampung.  

Ketiga, lagu Anak Na Burju (Anak yang Baik) karya Edward Soaloon Simatupang (1987) yang dipopulerkan duet Broery Pesolima dan  Emilia Contessa, didukung Trio Lasidos Plus.

Lagu ini berisi doa dan harapan orangtua untuk anak laki-laki yang diberangkatkan ke perantauan. Harapan agar anak itu berhasil dan bisa saling-dukung dengan saudara-saudaranya.

Pesan inti dalam lagu itu begini. "Anggiat ma ture, sude hamu pinompar hi amang. Marsiamin-aminan, marsitungkol-tungkolan. Songon suhat di robean i."

Artinya, "Semoga berhasil, kamu semua keturunanku, anakku. Saling-sokong, saling dukung.  Seperti keladi di lereng bukit."

Tiga lagu Batak yang sangat populer itu dengan sangat tepat menggambarkan kedudukan dan peran anak laki-laki sebagai harapan dan tulang-punggung ekonomi keluarga.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun