Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Agadon, Relung Terindah di Sisi Timur Danau Toba

14 November 2022   16:49 Diperbarui: 17 November 2022   01:10 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saujana Agadon dilihat dari punggung semenanjung utara. Tampak di kejauhan ujung selatan Pulau Samosir. (Foto: Goklas Sitorus) 

Tak hanya keheningan yang indah. Tapi juga kesejukan dan kesegaran. Berendam di Pantai Agadon yang jernih, bersih dari sampah kekotaan, adalah momen healing. Tak hanya penyegaran lahiriah, tapi juga penyegaran batin. Pemulihan kesehatan jiwa-raga yang terkuras habis oleh rutinitas kota yang menguras energi.

Kamu yang Lelah, Pergilah ke Agadon

Agadon mungkin tak terlalu mudah dijangkau saat ini. Akses ke sana belum baik. Jika lewat Bandara Internasional Silangit, maka harus berkendara ke Balige, ibukota Kabupaten Toba.

Dari Balige ada dua pilihan. Lewat danau naik kapal carteran, atau terus lewat darat menyusuri jalan raya trans-Sumatera sampai ke Desa Jangga, Kecamatan Lumbanjulu, 40 km di sebelah utara. Dari Desa Jangga Toruan, atau Desa Jangga Dolok, perjalanan ke Agadon akan menyusuri jalan pasir-batu (sirtu). 

Mungkin baik juga jika lewat Desa Jangga Dolok. Di desa ini bisa disaksikan replika rumah adat Batak tertua di Toba. Bukan aslinya. Karena rumah adat yang asli sudah terbakar habis tahun 2016.

Jarak dari Jangga Dolok ke Desa Sibaruang, tempat Agadon berada, kurang lebih 15 kilometer. Waktu tempuh bisa 45 menit sampai satu jam, karena kondisi jalan yang tak memungkinkan kendaraan dipacu cepat.

Bukan perjalanan yang mudah, perlu ketabahan. Tapi sekali tiba di Agadon, keindahan alam dan keramahan warga Batak setempat akan membayar lunas segala lelah. Bahkan lebih dari sekadar lunas, relung Agadon akan memberi lebih. Bukan semata kepuasan lahiriah. Tapi juga kepuasan batiniah.

Padi menguning dengan latar belakang teluk biru di relung Agadon. Alur berkelok warna hijau di tengah areal sawah adalah sungai. (Foto: Asmon Pardede)
Padi menguning dengan latar belakang teluk biru di relung Agadon. Alur berkelok warna hijau di tengah areal sawah adalah sungai. (Foto: Asmon Pardede)

Alam dan warga Agadon yang tersenyum menyambut kehadiran pengunjung ada obat penawar lelah. Bagi warga Agadon, atau Desa Sibaruang, seperti halnya aliran air dari Gunung Simanuk-manuk, kehadiran wisatawan ke Agadon juga adalah berkah dalam bentuk yang lain.

Semisal berkah sentuhan pembangunan akses jalan menuju Agadon. Sesuatu yang sangat diimpikan oleh warga Desa Sibaruang, perawat alam Agadon. 

Atau mungkin pengembangan rumah-rumah warga menjadi homestay untuk menampung wisatawan yang ingin bermalam sambil menyatu dengan warga setempat. Homestay yang menyatu dengan rumah warga mestinya lebih baik ketimbang mengundang investor untuk membangun hotel.

Atau, barangkali, ada baiknya juga jika Pemda Toba punya inisiatif untuk mengembangkan Agadon atau Desa Sibaruang menjadi desa wisata. Hal itu tidak hanya baik bagi kemajuan sosionomi warga desa, tapi juga untuk kemajuan ekonomi Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun