Â
"Bila kamu tak mampu menunjukkan bukti kejahatannya, maka ungkaplah bukti keburukannya." Â
Kamu Buruk Maka Kamu Penjahatnya
Saya mau mulai dengan dua cerita anekdotal berikut.
Cerita pertama.Â
Suatu malam di awal 1980-an di sebuah rumah di Kota Hujan. Suatu persekutuan doa kelompok mahasiswa Katolik buyar konsentrasinya gara-gara serangan senyap bau kentut.
Sambil menutup hidung, satu sama lain saling-lihat, mencoba menebak wajah mana yang paling pas dituduh pantatnya buang gas.Â
Akhirnya pandangan hadirin terfokus pada Aloy, lelaki pendiam yang ekspresi wajahnya selalu macam sedang jongkok di kakus.Â
"Ya, aku." Aloy mengaku, tertunduk, dengan suara lirih.Â
Beberapa minggu kemudian, Aloy bikin iri para teman lakinya, karena berpacaran dengan Ambar, gadis manis bunga persekutuan doa itu. Ambar kagum, dan merasa dilindungi Aloy, karena dialah sejatinya sumber gas perusuh doa itu.
Cerita kedua.