Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Poltak, Sebuah Novel Mosaik

23 September 2022   22:15 Diperbarui: 25 September 2022   13:21 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa

***

Saya bukanlah seorang penulis fiksi. Saya besar dalam tradisi penulisan sains, non-fiksi. Sekalipun itu dua tradisi literasi yang bisa saling menginspirasi, tapi jelas berjalan di dua rel paralel. Sekat demarkasinya tegas.

Pertanyaan besar bagi saya saat memutuskan menulis Poltak adalah soal teori dan metode. Dengan tuntunan teori dan metode macam apa saya harus menuliskannya?

Saya bingung. Benar-benar bingung. Sedikitpun saya tak punya pengetahuan tentang teori dan metode sastra.

Saya cuma punya pemikiran akan menulis kisah masa kecil Poltak di masa lalu berdasar pandangan masa kini. Dengan konsekuensi pikiran, perkataan, dan tindakan tokoh Poltak mungkin akan melampaui zamannya. Itu semacam pengabaian terhadap prinsip konjektur konsistensi-diri dari fisikawan Igor D. Novikov.  

Tapi bagaimana caranya?

Sampai pada suatu titik buntu, saya mendadak teringat pelajaran melukis dengan teknik mosaik sewaktu sekolah di seminari pada pertengahan 1970-an.

Itu seperti anekdot Newton kejatuhan buah apel. Maka jadilah hukum gravitasi Newton. Atau Archimedes berendam dalam bak mandi. Maka jadilah Hukum Archimedes.

Teknik mosaik sendiri adalah melukis dengan cara menyusun ratusan bahkan ribuan keping-keping unik kecil warna-warni sehingga membentuk sebuah lukisan utuh. Kelak teknik mosaik itu mengilhami permainan lukisan passel (puzzle).

Eureka!

Maka jadilah saya mulai menulis nomor-nomor novel Poltak  sebagai keping-keping unik sebuah lukisan mosaik. Novel Poltak saya andaikan sebagai sebuah lukisan mosaik. Citra seutuhnya baru dapat diketahui nanti setelah keping terakhir dilekatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun