Para pargonsi itu ditempatkan di sebuah panggung. Itu bentuk pengakuan dan penghormatan atas status dan peran mereka sebagai penyampai pesan panortor kepada Mulajadi Na Bolon.
Kedua,  panortor di alaman, halaman rumah, di bawah panggung pargonsi. Panortor dalam gondang itu terdiri dari dua pihak yaitu:
- Pihak hula-hula,  yaitu barisan panortor yang berdiri di tempat. Posisi kedua telapak tangan terbuka ke arah bawah, dan digerakkan turun-naik seiring irama gondang. Itu adalah simbol pemberian pasu-pasu, berkat, untuk pihak boru yang datang ke hadapannya, sesuai prinsip elek marboru, kasih pada boru. Dalam adat Dalihan Na Tolu, hula-hula dipersepsikan sebagai Debata Na Tarida, Dewata yang Tampak. Hula-hula adalah sumber karunia dan rejeki.
- Pihak boru, yaitu barisan panortor yang bergerak berkeliling mendatangi pihak hula-hula. Posisi kedua telapak tangan agak ditangkupkan, digerakkan turun-naik seiring irama gondang. Itu adalah simbol sembah, sekaligus mohon berkat. Perhatikan posisi telapak tangan boru itu lebih rendah dari posisi telapak tangan hula-hula. Artinya boru menempatkan diri di bawah hula-hula. Itulah prinsip somba marhula-hula, hormat kepada hula-hula.
Sambil manortor, pihak boru menyelipkan lembaran-lembaran uang kertas ke sela-sela jari-jari hula-hula. Itu adalah simbol rasa syukur karena berkat doa hula-hula, maka boru telah memperoleh hagabeon, keberhasilan dalam kegiatan ekonomi.Â
Harapannya ke depan rejeki boru akan berlipat ganda. Harapan yang disampaikan dengan cara maniuk, mengelus dagu hula-hula.Â
Lalu di mana posisi dongan tubu? Unsur ini menyatu ke hula-hula dan boru. Sebab masing-masing unsur itu punya dongan tubu sendiri-sendiri.  Barisan panortor yang panjang itu menandakan kesertaan dongan tubu dari kedua pihak di dalamnya. Itulah penerapan prinsip manat mardongan tubu, hargai saudara sedarah.
Wasanakata
Dalam upacara adat Batak Toba, struktur Dalihan Na Tolu sebenarnya tak hanya terlihat dalam Gondang Bolon. Struktur itu bisa juga terdeteksi dari pembagian jambar, hak atas daging ternak yang disembelih. Isang (dagu, rahang bawah) dan somba-somba (rusuk depan) untuk hula-hula. Ulu hambirang (kepala bagian kiri) untuk boru. Soit (paha) untuk dongan tubu.
Tapi tidak ada kegiatan adat  yang dapat memanggungkan struktur dan relasi antar unsur struktur Dalihan Na Tolu sebaik dan sejelas Gondang Bolon.  Saat manortor sangat jelas tampak sikap somba marhula-hula (oleh boru), manat mardongan tubu (oleh hula-hula dan boru), dan elek marboru (oleh hula-hula).
Dengan demikian, sangat jelas Gondang Bolon adalah kegiatan musik adat yang sakral. Dia adalah sarana komunikasi vertikal manusia Batak dengan Mulajadi Na Bolon. Sekaligus sarana interaksi horisontal, Â untuk memastikan harmoni relasi sosial antar unsur dalam struktur sosial Dalihan Na Tolu Batak Toba. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H