Bagaimana pula cara kapal terbang naik ke angkasa dan kemudian mendarat ke tanah?
Itu pertanyaan kedua.
Sebenarnya amanguda si Poltak sudah memberi contoh burung belibis.  Cara kapal terbang naik ke angkasa dan turun kembali ke tanah katanya persis cara burung belibis  mendarat di dan terbang dari tebat.
Contoh itu cukup sukar dipahami otak kecil Poltak. Pasalnya burung belibis kan mengepakkan sayapnya saat terbang. Â Sedangkan sayap kapal terbang diam tak bergerak.Â
Lagi, menurut amangudanya, bumi ini berputar pada sumbunya dari arah barat ke timur. Itu artinya kan lapangan terbang ikut pindah juga dari barat ke timur. Â Nah, bagaimana cara kapal terbang mencari lapangan terbang yang pindah ke timur itu.
Jangan ketawa. Â Poltak belum tahu bahwa atmosfir bumi itu ikut juga berputar dari barat ke timur. Begitupun benda-benda yang melayang di atmosfirnya. Â Termasuk kapal terbang dan burung-burung di udara. Â Itu sebabnya burung selalu bisa menemukan sarangnya kembali.
Ilmu Pengetahuan yang Tak MeyakinkanÂ
Hal itu diketahui Poltak kemudian hari lewat pelajaran IPA di SD, SMP, dan SMA.
Dari buku pelajaran Poltak tahu bahwa pesawat terbang itu ukurannya besar, tak sebesar peti mati. Â Ukurannya bervariasi, mulai dari ukuran kecil sampai besar. Â Dapat mengangkut beberapa, puluhan, belasan, dan ratusan orang penumpang. Tergantung ukurannya.
Dari buku pelajaran Poltak juga tahu kapal terbang bisa lepas landas karena kinerja baling-baling dan sayap. Â Intinya, jika kinerja menjadikan gaya dorong lebih besar dari gaya hambat dan gaya angkat lebih besar dari gaya gravitasi, maka kapal terbang akan melayang ke angkasa. Â Jika sebaliknya, maka kapal terbang turun mendarat ke bumi.
Tapi Poltak adalah manusia tipe Santo Thomas Rasul. Seorang murid Yesus yang menolak percaya bahwa Yesus telah bangkit dari alam maut. Dia baru bisa percaya jika dan hanya jika melihat lima luka Kristus dengan mata kepala sendiri, dan mencucukkan jarinya pada luka di lambung Yesus. Dan, persis, itulah yang terjadi kemudian.