Semisal cara naturalisasi pemain asing berdarah Indonesia. Itu jalan pintas yang tak menjamin sukses. Keberhasilan tim tidak ditentukan satu dua pemain naturalisasi yang "hebat". Tapi ditentukan strategi, organisasi permainan, soliditas, komunikasi, dan endurance tim.
Begitu juga kontrak pelatih asing. Itu bukan jaminan. Shin Tae-yong memang sukses membawa Korsel ke Piala Dunia. Tapi ingat, dia waktu itu pelatih domestik dengan nasionalisme kuat.
Sekarang Shin Tae-yong jadi pelatih asing dengan motif kapitalisme sepakbola di Indonesia. Nasionalismenya ditinggal di Korsel sana.
Masih berharap Shin Tae-yong akan mengantar Timnas Indonesia ke Piala Dunia? Nanti dulu, boss. Cek dulu, kepentingan kapitalistiknya terpenuhi, gak?
Jadi, sudahlah! Tetaplah PSSI di AFF. Evaluasi dan benahi struktur dan kultur Timnas di semua level. Jadilah jawara AFF di semua kategori usia.
Setelah itu, barulah bertarung untuk menjadi juara Asia dan juara dunia.Â
Jangan lagi bikin kita ibarat pungguk rindukan bulan. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H