Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Alasan Warga Lansia Dilarang Terjatuh di Kamar Mandi

12 Juli 2022   04:59 Diperbarui: 12 Juli 2022   05:53 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lansia. (dok. Unsplash.com/Micheile Henderson @micheile via liputan6.com)

"Warga lansia jangan sampai terjatuh di kamar mandi." Itu nasihat dokter dan orang-orang yang gemar menasihati orang lain.

"Bahaya. Sudah sering terjadi. Warga lansia terjatuh di kamar mandi. Langsung stroke. Lumpuh." Seorang teman memberi alasan.

"Ada yang langsung koma. Tak lama kemudian titik. Gegara pendarahan otak." Teman yang lain menakuti. (Jadi, sebenarnya "titik" gegara pendarahan otak, bukan gegara terjatuh. Catat itu!)

Alasan yang disebut teman-teman itu seram banget, ya. Apa gak bisa kasi alasan yang gak nakutin?

Gini aja, deh. Gak usah warga lansia macam Engkong Felix. Warga milenial macam Acek Rudy juga ogahlah terjatuh di kamar mandi.

Alasannya, simpel saja.

Pertama, secara fisik, terjatuh di kamar mandi itu menyakitkan. Bayangkan jika kepala beradu dengan lantai keramik kamar mandi. Bohong kalau gak sakit. 

Bayangkan lagi kondisi Engkong Felix yang tubuhnya tinggal balung berbalut kulit keriput, tanpa bumper otot daging. Balung langsung klontang-klontang beradu lantai. Bilang gak sakit lagi, loe!

Kedua, secara psikis, terjatuh di kamar mandi itu memalukan. Gak gengsi banget gitu, lho. Tapi kalau terjatuh dari tangga pesawat kepresidenan, yah, bolehlah. Ada gengsinya dikit, walau tetap memalukan.

"Lha, kok repot amat, ya. Kalau takut terjatuh di kamar mandi, ya, jangan mandi di kamar mandilah," kata seorang milenial tua, sebut saja namanya David Abdullah.

"Bah, terus, mau mandi di mana?"

"Di sungai."

"Bagus! Kau suruhlah kakekmu mandi di Kali Ciliwung sana!"

Orang, kalau belum pernah jadi warga lansia, memang suka ngomong seenak udelnya. Emangnya kalau orang macam Engkong Felix hanyut di Ciliwung bakalan heboh nyariin? Paling juga orang, semisal Mas Arif,  nyeletuk, "Yah, engkong hanyut di kali, wis wayahe." 

"Lagian ngapain juga engkong-engkong mandi di kali. Keganjenan banget," kata David Abdullah. Bah, orang yang nyaranin warga lansia mandi di sungai tadi, namanya siapa, ya?

Semprul! Sungguh semprul! Alangkah semprulnya.

Tapi Engkong Felix takut terjatuh di kamar mandi bukan karena semua alasan di atas. Bukan karena takut stroke. Apalagi alasan sakit dan gengsi. Bukan!

Ketakutan Engkong ada kisahnya sendiri. 

Begini. Dulu waktu kecil di kampung, Engkong itu tergolong waras. Sampai suatu hari terjatuh dari pohon makadamia, dengan kepala membentur tanah.  Sejak itu tiba-tiba saja Engkong berubah menjadi penyimpang kreatif, alias kenthir. 

"Anak ini IQ-nya 150, naik dua kali lipat gara-gara otak kiri dan kanan tercampur. Itu pasti akibat kepalanya dulu mengalami benturan keras." Seorang psikolog pernah membwri penjelasan macam itu.

Engkong sejatinya tak percaya pada kebenaran analisis psikolog itu. Psikolog mungkin secara teoritis paham struktur dan cara kerja otak. Tapi jelas dia tak faham fisiologi otak. Itu bidang keahlian fisiolog atau dokter bedah otak, bukan psikolog macam Ayu Diahastuti, misalnya.

Tapi karena penjelasan psikolog tadi keren, ya, Engkong Felix tak membantahnya. Lama-lama malah menganggapnya sebagai kebenaran.

Dan mungkin ada benarnya juga, sih. Sebab Engkong itu sangat matematis saat romantis, dan sangat romantis saat bicara matematis. Fakta: saat pacaran sangat irit, saat irit berani pacaran.

Begitulah manusia, jika sesuatu itu menyenangkan, lama-lama diterima sebagai kebenaran. Itu menjelaskan mengapa ada orang demo berjulid-julid demi membela kebenaran hoaks.

Ah, ini pembicaraan jadi menyimpang, ya. Oke, kembali ke jalur.

Engkong pernah baca, juga nonton sinetron, seseorang yang kepalanya terbentur kembali pada keadaan semula karena terbentur lagi. Misalnya, Mas Sarip terbentur kepalanya, langsung jatuh cinta pada Mbak Onah. Terbentur lagi, eh, langsung benci lagi seperti sebelumnya.

Ingat apa kata psikolog tentang IQ Engkong yang naik lipat dua jadi 150 akibat kepala terbentur saat jatuh dari pohon makadamia?

Sekali lagi kepala Engkong terbentur, maka IQnya akan terpangkas 50 persen, kembali ke angka semula, IQ 75.

Konon IQ 75 itu angka kecerdasan intelektual gorilla normal terendah.

Sekarang kamu bisa paham, kan, mengapa Engkong Felix sangat takut terjatuh di kamar mandi? (EFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun