Bagaimanapun, kita kompasianer dan Admin harus bahu-membahu memerangi plagiarisme. Â
Untuk itu saya ingin menyampaikan sedikit saran. Tanpa maksud menyalahkan Mas Merza, juga Mas Ronny dan Bung Erenzh yang telah melakukan "plagiasi taksadar" (unconscious plagiarism). Juga tak menyalahkan Admin yang terlalu percaya pada mesin antiplagiat.Â
Pertama, untuk sesama kompasianer, termasuk diriku sendiri, tip sederhana berikut mungkin bisa mencegah artikel plagiat:Â
- Jika harus mengutip teks yang sifatnya takbisa diubah, seperti ayat Kitab Suci dan lema Kamus/Ensiklopedi, maka kutiplah sesedikit mungkin. Cukup satu atau dua yang paling penting saja.
- Jika harus mengutip cukup banyak, semisal perbandingan arti istilah antar kamus/ensiklopedi, sebaiknya tidak disajikan dalam format teks tapi format tabel komparasi. Pada tabel semacam itu, "kutipan langsung" otomatis berubah menjadi data.
- Jika suatu kutipan bisa diparafrase, semisal kutipan dari ensiklopedi (termasuk Wikipedia) dan buku/artikel, maka lakukanlah parafrase -- tulis ulang secara ringkas dengan kata-kata sendiri.
Kedua, untuk Admin Kompasiana, izinkan saya memberi sedikit masukan:
- Tolong revisi kriteria plagiat pada "Ketentuan Konten" dengan memasukkan swaplagiat (self-plagiarism) sebagai salah satu bentuk plagiasi.
- Tolong ditinjau-ulang sanksi untuk kasus plagiat. Â Sanksi banned akun misalnya dikenakan pada kompasianer yang menayangkan 5 atau lebih artikel plagiat. Â Sanksi turun status jika menayangkan 3-4 artikel plagiat. Dan sanksi peringatan keras jika menayangkan 1-2 artikel plagiat.Â
- Secara khusus, sanksi turun status semisal dari centang biru ke hijau, perlu diberi penjelasan kriteria pemulihan status. Sebagai contoh, jika seorang kompasianer turun status karena kasus "plagiat taksadar", semisal pengutipan wajib presisi dari Kitab Suci dan kamus/ensiklopedi, maka statusnya bisa dipulihkan setelah 20 judul artikel berturut-turut tidak mengulangi kesalahan yang sama.
- Jangan terlalu percaya sepenuhnya pada aplikasi antiplagiat. Â Admin harus mengenali kompasianer sehingga bisa cepat memeriksa ulang apakah benar, misalnya, kompasianer yang punya integritas tinggi sebagai akademisi seperti Mas Ronny dan Mas Merza menulis artikel plagiat?
Saya tak hendak menyimpulkan apapun. Hanya berharap agar Admin dan kompasianer sama-sama punya kesadaran tinggi untuk memerangi plagiat. Â
Untuk itu, komunikasi non-masinal antara Admin dan kompasianer tolong ditingkatkan. Kita bukan robot-robot, tapi individu-individu manusia berjiwa yang memerlukan komunikasi "person to person" untuk tiba pada kesepahaman. Â Khususnya, tapi tak terbatas, pada urusan plagiat ini.
Horas jala gabe! (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H