Memasuki tahun 2022, lansia diizinkan mengikuti Misa Offline. Dengan syarat sudah menerima vaksin covid dua dosis. Bukti sertifikat vaksinasi harus dilaporkan dan dimasukkan ke BIDUK; syarat ini berlaku juga untuk non-lansia.Â
Selain mendaftar di belarasa.id, umat yang ikut misa Offline juga wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Itu artinya semua umat yang mengikuti Misa Offline sudah harus mendapat dua dosis vaksin dan harus mendaftar ke aplikasi belarasa.id.
Memasuki  Minggu Prapaskah 2022 (Maret), seiring dengan mulai meredanya pandemi Covid-19, anak-anak diizinkan untuk ikut Misa Offline. Kontrol untuk sebagian dipercayakan pada umat: jika merasa tidak sehat, jangan ikut misa offline.Â
Lalu, memasuki Minggu Suci, sejak Minggu Palma (10/4), Kamis Putih (14/4), Jumat Agung (15/4), Sabtu Suci (16/4), sampai Minggu Paskah (17/4), Â kapasitas Misa Offline dinaikkan menjadi 50 persen. Umat yang tidak punya tiket belarasa.id, tapi punya aplikasi PeduliLindungi, juga mulai dibolehkan ikut misa dengan cara mendaftar di tempat.
Begitulah, dalam Misa Trihari Suci Paskah 2022 ini di Gereja Paroki Santa, jumlah umat yang hadir mulai meningkat. Juga lengkap dari segi kelompok usia.
Gereja tampak hidup kembali. Kebersamaan umat secara fisik dan rohani sebagai Gereja Kristus mulai terasakan. Buah kepatuhan umat dan Gereja  pada kebijakan, program, dan prokes Covid yang ditetapkan pemerintah mulai dipanen.
***
Apa yang telah dilakukan Gereja Katolik Paroki Santa, sebagai  representasi Gereja Katolik KAJ dan bahkan representasi Gereja Katolik Indonesia, sejatinya sangat sederhana. Semata hanya menyesuaikan aturan dan perilaku peribadahan dengan kebijakan, program, aturan, dan himbauan  pemerintah terkait penanganan Covid-19. Semua orang bisa melakukannya.
Memang tidak mudah mengubah kebiasaan dan tatalaku ibadah. Tapi para gembala dalam Gereja Katolik selalu menekankan, umat harus rela berkorban rasa dan kenyamanan, demi keselamatan bersama. Egoisme, baik individual maupun institusional, tak  akan pernah bisa membawa bangsa ini selamat dari pandemi Covid-19. Â
Gereja Katolik mengajarkan pada umat untuk membangun empati sosial. Dengan mematuhi prokes Covid, baik pada aras individu umat maupun institusi Gereja, maka Gereja sebagai komponen bangsa telah memberi kontribusi pada penanganan pandemi Covid-19. Begitulah praksis empati sosial, menekan egoisme demi keselamatan sesama dan bersama.