Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sai Mulak, Pulanglah Si Anak Hilang [Sebuah Renungan Paskah]

14 April 2022   06:00 Diperbarui: 14 April 2022   07:41 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan  “The Return of The Prodigal Son” karya Rembrandt Harmenszoon van Rijn (1606 – 1669) (Sumber: via kal.or.id)

Salah seorang seniman kelas dunia yang terinspirasi oleh kisah itu adalah Rembrandt Harmenszoon van Rijn (16606-1669), pelukis ternama dari Belanda.  Salah satu karya besar Rembrandt, lukisan  “The Return of The Prodigal Son”, adalah hasil interpretasinya terhadap kisah "Perumpamaan Anak yang Hilang". (Lihat foto ilustrasi artikel ini.)

Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta telah menjadikan lukisan Rembrandt itu sebagai simbol penanda Tahun Suci Kerahiman Allah 2016.  Reproduksi lukisan itu dipajang di altar gereja sepanjang tahun 2016 sebagai simbol Kerahiman Allah.

Melalui lukisan itu Rembrandt telah memberikan interptetasi yang luar biasa mendalam tentang "Perumpamaan Anak yang Hilang". Lukisan itu, menurut Henri J.M. Nouwen (1932-1996), memberi gambaran yang sangat hidup tentang momen penerimaan bapak terhadap anak bungsunya yang pulang ke rumah.  Ekspresi wajahnya mencerminkan keteduhan, sekaligus kelegaan hati setelah melewati sebuah penantian yang lama. Jubahnya mengembang melambangkan kemah, tempat bernaung bagi anaknya.[1, 2]

Kedua tangan bapak yang memeluk punggung anak bungsu itu adalah simbol pelukan ayah dan ibu sekaligus.  Tangan kiri yang kekar, maskulin (animus),  adalah simbol tangan yang menguatkan dan meneguhkan. Tangan kiri itu segaris vertikal dengan kaki kanan anak bungsu yang tertutup dan sehat. 

Sedangkan tangan kanan yang halus, feminim (anima), adalah tangan yang melindungi dan menyembuhkan. Tangan kanan itu segaris vertikal dengan kaki kiri anak bungsu yang terbuka dan terluka.

Lukisan Rembrandt itu mengungkapkan secara mendalam bahwa Tuhan, Allah Bapa,  setia mengasihi dan membuka pintu Rumah-Nya bagi umat yang tersesat dalam dosa.  Tuhan Maha Rahim, Maha Pengampun terhadap segala dosa umat-Nya.  Dia tak pernah lelah merindu pertobatan dan kepulangan umat-Nya yang tersesat.  

Jadi, pilihan untuk selamat atau celaka, hidup atau mati, sepenuhnya adalah keputusan manusia sendiri.  Di mata Tuhan, semua orang sama layaknya untuk diselamatkan.  Syaratnya, manusia pendosa mau membuka hatinya untuk dijamah Tuhan, sehingga hapuslah segala dosanya.

Lagu Sai Mulak dari Tanah Batak

Lukisan Rembrandt yang mendunia itu mengingatkan saya pada satu karya seni musik lokal, sebuah lagu gereja yang digubah dan dinyanyikan khusus oleh umat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).  Lagu berjudul Sai Mulak (Pulanglah) itu, seperti lukisan Rembrandt, juga terinspirasi oleh "Perumpamaan Anak yang Hilang".  

Lirik lagu berbahasa Batak Toba itu selengkapnya adalah sebagai berikut (Buku Ende No. 173):

  1. Sai mulak, sai mulak.  Ho naung lao jalang i.
    Ai na dao ho nuaeng. Holang sian tuam.
    O parjalang ho. Mulak, mulak ma ho.
    Mulak, mulak ma ho.
  2. Sai mulak, sai mulak. Na sininta leleng.
    Sai magopu roham.  Ai godang do dosam.
    O parjalang ho. Mulak, mulak ma ho.
    Mulak, mulak ma ho.
  3. Sai mulak, sai mulak. Sian tano na dao.
    Sidangolon sambing. Do turpukmu disi.
    O parjalang ho. Mulak, mulak ma ho.
    Mulak, mulak ma ho.
  4. Sai mulak, sai mulak. Ai na sonang ma ho.
    Molo sesa dosam. Jala sabam roham
    O parjalang ho. Mulak, mulak ma ho.
    Mulak, mulak ma ho
    . [3]

Berikut terjemahan bebasnya ke dalam Bahasa Indonesia:

  1. Pulanglah, pulanglah. Kau yang telah pergi.
    Kini kau sudah jauh. Menjauh dari rahmat.
    Oh kau yang hilang. Pulang, pulanglah kau.
    Pulang, pulanglah kau.
  2. Pulanglah, pulanglah.  Kau yang lama dinanti.
    Hatimu sudah remuk. Sebab banyak dosamu.
    Oh kau yang hilang. Pulang, pulanglah kau.
    Pulang, pulanglah kau.
  3. Pulanglah, pulanglah. Dari tanah yang jauh.
    Hanya derita saja. Nasibmu di situ.
    Oh kau yang hilang. Pulang, pulanglah kau.
    Pulang, pulanglah kau.
  4. Pulanglah, pulanglah. Kau akan bahagia.
    Bila dosamu diampuni.  Dan hatimu berserah.
    Oh kau yang hilang.  Pulang, pulanglah kau.
    Pulang, pulanglah kau.

Saya seorang Katolik, tapi terbilang akrab dengan lagu gereja HKBP ini. Soalnya sewaktu SD di Tanah Batak, ritual nyanyian dan doa pagi selalu menggunakan nyanyian dan doa gereja HKBP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun