Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Uluan Toba, Gadis Cantik Tetangga yang Lama Tak Dilirik

14 Maret 2022   14:34 Diperbarui: 14 Maret 2022   14:37 3078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana menikmati pemandangan alam Desa Sigapiton di The Kaldera Toba Nomadic Escape pada 30 Juli 2019 (Foto: kompas.com/agus supartono)

Pasca letusan itu, atau sekitar 33,000 tahun lalu, ruang di bagian bawah dasar kaldera tadi secara perlahan dipenuhi magma baru. Magma itu kemudian mengangkatnya kembali ke atas. 

Patahan atau lantai kaldera itu terangkat secara asimetrik karena titik angkatnya di tengah dengan daya angkat tak merata. Bidang barat terangkat dengan kecepatan 1.8 cm/tahun, sedangkan bidang timur o.5 cm/ tahun. 

Akibatnya lantai kaldera patah dua dan  bidang barat muncul lebih dulu ke permukaan danau kaldera. Itulah Pulau Samosir yang topografinya melandai ke barat/barat laut.

Bidang timur muncul kemudian ke atas, dengan topografi melandai ke timur/tenggara. Itulah dataran Uluan yang dipisahkan oleh sungai Asahan dari lembah luas Toba Holbung di selatannya.  

Di antara Samosir dan Uluan kemudian terdapat celah perairan yang kini dikenal sebagai  Selat Lontung. Garis pantai timur Samosir dan garis pantai barat Uluan di selat itu membentuk pola lempeng puzzle yang cocok satu sama lain.

Grafis berikut mungkin bisa menjelaskan proses pembentukan dataran Uluan dan Samosir itu.

Proses terangkatnya dataran Pulau Samosir (kiri dalam) dan Uluan (kanan dalam) sekitar 33,000 tahun lalu menurut R.W. van Bemmelen (Foto: van Bemmelen via Sitor Situmorang, 1993). 
Proses terangkatnya dataran Pulau Samosir (kiri dalam) dan Uluan (kanan dalam) sekitar 33,000 tahun lalu menurut R.W. van Bemmelen (Foto: van Bemmelen via Sitor Situmorang, 1993). 
 

Citra satelit Pulau Samosir (tengah) dan dataran Uluan (sebelah kanan Samosir, dipisahkan Selat Lontung). Bagian warna pink (barat/barat laut Samosir dan timur/tenggara Uluan) adalah lahan landai/datar terbuka yang kini menjadi persawahan (Foto: NASA/Science Photo Library via sciencephoto.com)
Citra satelit Pulau Samosir (tengah) dan dataran Uluan (sebelah kanan Samosir, dipisahkan Selat Lontung). Bagian warna pink (barat/barat laut Samosir dan timur/tenggara Uluan) adalah lahan landai/datar terbuka yang kini menjadi persawahan (Foto: NASA/Science Photo Library via sciencephoto.com)

Karena berasal dari material yang sama, dengan cara pembentukan serupa, maka rupabumi Uluan itu serupa dengan Samosir. Bagian utara Uluan adalah padang luas sabana dengan enklaf-enklaf kecil persawahan di lembah-lembah bersungai. 

Semakin ke tenggara, ke arah Porsea dan sekitarnya, daerah itu semakin landai dan data. Di situ terdapat hamparan luas persawahan. Bersama dengan hamparan luas persawahan di Toba Holbung, daerah tenggara Uluan itu adalah lumbung padi.

Demografi Genealogis

Kawasan Toba, yaitu Uluan dan Toba Holbung adalah wilayah harajaon, kerajaan, Batak Toba belahan Sumba. Pemukim asli kawasan itu adalah keturunan Raja Isumbaon, dari putranya Sorimangaraja (generasi ketiga Batak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun