Selang dua jam, semua anggota rombongan sudah merampungkan penebangan. Batang pohon sudah dipotong-potong pada ukuran dua meteran, lalu digandengkan satu sama lain menggunakan andor, batang tanaman merambat. Itu untuk memudahkan penghanyutan lewat bondar.
"Awas!" Hotman tiba-tiba berteriak keras.
Tapi terlambat sudah. Gumpalan serupa kabut hitam yang bergerak mendengung keras telah menyelimuti semua anggota rombongan.
Serangan tawon hutan. Itu salah satu bahaya yang mengintai orang yang masuk ke hutan Sibatuloting. Â Selain ular, kalajengking, lipan, dan tentu saja, harimau dan beruang. Kadang juga kawanan kera.
"Nyelam ke bondar!" Poltak berteriak memberi solusi di tengah kepanikan menghindari sengatan lebah.
Semua anggota rombongan terjun ke bondar dan menyelam. Bersembunyi di dasar bondar selama mungkin. Itu cara ampuh menghindari serangan tawon. Sebab tawon tidak bisa menyelam.
Ada sekitar sepuluh menit mereka sembunyi di bawah air. Diselingi angkat kepala sekejap-sekejap ambil nafas.Â
Tawon hutan itu kehilangan jejak rombongan Poltak. Lalu serentak bergerak mendengung ke arah lembah di sisi selatan bondar.Â
"Aman. Â Ayo, cepat. Jalan!" Hotman memberi aba-aba.
Semua bangkit dari dasar bondar. Â Lalu, tanpa komentar, Â bergegas secepat mungkin menyeret batang-batang kayu mengikuti arus air.
Tempat itu harus cepat-cepat ditinggalkan. Tawon hutan itu bisa saja mendadak melancarkan serangan kedua.