Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Sosiologi Kuburan] Motif Orang Batak Makan Bersama di Kuburan

4 Maret 2022   09:22 Diperbarui: 4 Maret 2022   22:02 4748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekuburan Kampung Kandang Jakarta Selatan (Dokumen Pribadi)

Di Buleleng Bali, setiap perayaan Galungan, ada tradisi memunjung. Selepas sembahyang di Pura, keluarga-keluarga berziarah ke makam membawa pujung, sajen untuk mendiang, sekaligus makan bersama di situ.

Di Pamekasan, Madura ada tradisi sarwaan. Selepas panen, jelang musim kemarau, warga beramai-ramai ziarah ke kuburan leluhur, mengadakan tahlil dan makan bersama di sana.

Itu untuk menyebut beberapa contoh saja. Di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua mungkin ada juga ritus-ritus sejenis.

Jadi, orang Batak (Toba) tidak sendirian dalam urusan ziarah sambil makan bersama di kuburan leluhur atau anggota keluarga. Itu tergolong tradisi yang dipelihara dalam berbagai komunitas etnik nusantara.

Satu Contoh dari Tanah Batak

Pada orang Batak Toba di Tanah Batak sana, tradisi makan bersama biasa dilakukan setelah Hari Natal atau Tahun Baru. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari ziarah bersama ke kubur orangtua atau leluhur. 

Dalam masyarakat Batak, Natal dan Tahun Baru adalah momen kumpul keluarga besar di rumah kakek/nenek. Anak-anak dan cucu-cucu kumpul semua. 

Jika kakek dan atau nenek sudah meninggal, maka momen kumpul keluarga itu sekaligus dimanfaatkan untuk ziarah kubur dan makan bersama.

Untuk memberi gambaran, saya akan beri contoh satu momen makan bersama keluarga Poltak (pseudonim FT) pada 2 Januari 1980, hari kedua Tahun Baru.

Pada hari itu anak-anak dan cucu-cucu kakek (mendiang) dan nenek Poltak berkumpul di rumah kakek Poltak di kampung Panatapan. Mereka merayakan Tahun Baru bersama. Hadir pula kakek-nenek Poltak nomor dua dan nomor lima. Kakek Poltak adalah anak sulung.

Telah disepakati hari itu keluarga akan berziarah ke makam kakek Poltak sekaligus makan bersama di situ. 

Hidangan telah disiapkan sejak pagi hari. Seekor anak babi gemuk telah disembelih dan diolah menjadi saksang, tanggo-tanggo, dan sira-pege (panggang, bumbu garam, jahe, cabai, dan bawang merah mentah). Nasi putih pulen telah tanak. Kopi telah diseduh dan dituang ke dalam termos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun