Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Sosiologi Kuburan] Motif Orang Batak Makan Bersama di Kuburan

4 Maret 2022   09:22 Diperbarui: 4 Maret 2022   22:02 4748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu, 2 Januari 2022 lalu di TPU Kampung Kandang Jaksel, tampak satu keluarga duduk makan bersama, meriung pada sebuah makam. Dugaanku anggota keluarga itu, semua tujuh orang, terdiri dari nenek, bapak dan ibu, serta anak dan cucu. Dari bahasa yang digunakan dalam percakapan, saya pastikan itu keluarga Batak Toba.

"Kok makan di kuburan, sih. Apa tidak ada tempat makan lain yang lebih pantas?" Anak gadisku bertanya sambil geleng-geleng kepala. 

Makan bersama di kuburan itu di luar imajinasi tergilanya. Dia bisa membayangkan makan siang di atap gedung pencakar langit. Tapi tidak di kuburan.

"Itu ritus kolektif. Salah satu tradisi orang Batak." Saya memberi jawaban singkat. Berharap anak gadisku mengerti. Sebab dia pernah belajar Sosiologi.

Anak gadisku mungkin mewakili mayoritas warga kota Jakarta yang beranggapan makan bersama di kuburan itu aneh, absurd, tak masuk akal. Tapi bagi orang Batak kota yang masih kental "kebatakan"-nya, hal semacam itu lumrah.

Hanya saja, karena terkikis budaya kota, tradisi orang Batak makan bersama di kuburan perlahan-lahan memudar. Maka kejadian keluarga makan bersama di kuburan menjadi pemandangan yang langka dan janggal.

Padahal ada motif-motif indah yang menjadi alas bagi kegiatan makan bersama di kuburan itu. Saya akan coba jelaskan, seturut pengetahuan dan pengalaman sendiri.

Bukan Hanya Orang Batak

Barangkali ada yang nyeletuk, "Orang Batak memang aneh, makan kok di kuburan." Tidak begitu juga. Makan bersama di kuburan itu bukan tradisi khas Batak.

Tradisi serupa terdapat pula pada etnis-etnis lain di nusantara. Masyarakat Aceh Barat Daya misalnya mengenal tradisi kenduri jeurat, makan bersama di pekuburan umum pada kesempatan ziarah kubur setelah Lebaran. 

Di Padang Pariaman, Sumbar ada juga tradisi serupa, tapi diadakan menjelang Ramadhan. Keluarga-keluarga ziarah ke kubur, membersihkan makam, berdoa, lalu makan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun