"Nyari apa?" Â tanya istri Engkong.
"Cari loyang datar yang kecil. Biasanya taruh di sini. Kok gak ada, ya."
"Ya Tuhan ya Allah!" Tetiba istri Engkong berteriak keras. Bikin Engkong terlonjak kaget dan para cicak lari cari selamat ke kolong kulkas, mesin cuci, dan kompor gas.
"Kenapa?" tanya Engkong di sela degup jantung terpacu.
"Itu, bunyi klontang di belakang mobil tadi pagi."
"Ya, kenapa?"
"Ya Tuhan. Kemarin kan aku pakai itu loyang kecil untuk wadah jemur merica. Kamu bilang, jemur di atap mobil saja di karport. Jadi kutaruh di situ kemarin pagi."
"Astaga! Dasar aku sudah pikun!" Giliran Engkong Felix yang teriak kaget. Yah, gak usah pake treak juga udah pikun kale.
Itulah yang terjadi. Engkong Felix, Kompasianer lansia itu, lupa total telah menyarakan kepada istrinya untuk menjemur merica di atap mobil. Istrinya pun lupa, karena menjemur di atap mobil memang bukan gagasannya. Â
Maka bunyi klontangan dari arah pantat mobil di pagi Rabu 16 Februari diabaikan saja. Tak terbetik di pikiran, itu bunyi loyang berisi merica yang jatuh dari atap mobil ke jalan aspal.
Pelajaran apa yang bisa ditarik? Kalau kamu sudah pikun, jangan pernah menjemur merica dalam loyang di atap mobil. Kalau itu kamu lakukan, maka kamu akan menyebut nama Tuhan Allahmu demi merica yang berhamburan di jalan. Itu tidak layak dan sepantasnya, bukan?(eFTe).