Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Valentine Datang, Kondom Dilarang, Jomlo Meradang

16 Februari 2022   08:16 Diperbarui: 16 Februari 2022   13:07 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, apakah benar malam Valentine itu momen puncak hubungan seks bebas di kalangan remaja Makasar? Pak Kasatpol PP juga tak punya bukti data. Berarti dia mendiskreditkan malam Valentine dan remaja Makasar.

Hubungan seks bebas mah bisa kapan saja. Gak mesti nunggu malam Valentine. Keburu hilang selera, deh.

Tapi misalkan benar malam Valentine itu momen puncak hubungan seks bebas di kalangan remaja Makasar. Lantas, apakah pelarangan minimarket menjual kondom efektif untuk mencegahnya? 

Begini, ya, Pak Kasatpol PP Kota Makasar yang terkasih (mumpung masih suasana Valentine). Kondom itu tak hanya tersedia di minimarket. Tapi juga di supermarket, apotik, toko daring, sampai kios rokok tepi jalan, bahkan di tukang asongan.  

Lagi pula, sebelum Pak Kasatpol PP bikin aksi razia kondom, para remaja itu mungkin sudah punya stok kondom aneka warna, rasa, dan tekstur di dalam tas atau dompetnya. Lalu apa gunanya razia, kalau bukan karena pengen pegang-pegang kondom. Iya gak, sih?

Pada akhirnya, muara aksi razia kondom oleh Satpol PP Kota Makasar itu adalah pengukuhan framing negatif tentang Hari Valentine. Hendak dikesankan Hari Valentine itu adalah hari maksiat sedunia. 

Mau dilabel Hari Valentine itu sebagai hari seks bebas. Hari amoral, asusila. Tak sesuai nilai agama dan nilai budaya Indonesia.

Padahal, Hari Valentine itu kan sejatinya tradisi ekspresi kasih sayang kepada orang-orang terkasih. Tidak terbatas kepada pasangan hidup dan pacar. Tapi juga kepada orangtua, anak, dan sahabat karib.

Ekspresinya juga simbolik, indah, setangkai mawar dan atau sepotong cokelat. Mungkin juga dilengkapi dengan dinner romantis (tak harus mewah).

Memang ada saja orang yang menafsir malam Valentine itu sebagai malam pernyataan cinta dengan bahasa hubungan seks. Ini jelas penafsiran sesat, merendahkan makna luhur hubungan seks sebagai konjungsi birahi semata.

Tapi jangalah karena ada penafsir sesat makna malam Valentine seperti itu, Satpol PP sebagai representasi pemerintah lantas mendiskreditkan remaja dan kondom. Yang kamu lakukan di Makasar itu jahat, Pak Satpol PP. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun