Walau sudah didukung habis-habisan oleh Bu Lina, ternyata Pak Tjip justru kalah dalam kinerja. Â Jika dihitung rerata per artikel ternyata jumlah view, rating, dan komentar untuk Bu Lina mengungguli Pak Tjip dua kali lipat. Â Perbandingannya berturut-turut (210 : 107), (58 : 26), dan (31 : 13) untuk keunggulan Bu Lina.
Indikasi keunggulan Bu Lina dari Pak Tjip terbaca pada daftar peraih K-Rewards bulan Januari 2022.  Bu Lina mendapat  Rp 117,775 dan bertengger di urutan 22 dari 25 peraih teratas.  Sedangkan Pak Tjip entah di mana berada.Â
Dari situ para suami bisa menarik pelajaran penting. Â Jangan pernah lengah kepada istri. Kelihatannya dia mendukungmu sepenuh hati. Faktanya dia menyalip kinerjamu secara tak terduga. Â
Itulah the power of istri. Mungkin itu yang mendorong terbentuknya Ikatan Suami Takut Istri (ISTI) Cabang Kompasiana. Ketumnya Prov. Al Pebrianov, kalau gak salah.
Kenapa sih Bu Lina bisa menaklukkan Pak Tjip? Alasannya ada dua. Pertama, mayoritas kompasianer adalah perempuan. Â Sudah jelas para perempuan lebih menyukai nenek-nenek ketimbang kakek-kakek. Kalau sampai suka kakek-kakek, apa kata Admin K? Ya, gak apa-apa, sih. Admin K itu kan konsisten diam, apapun yang terjadi.
Kedua, Bu Lina konsisten menulis tentang hal-hal yang disukai mayoritas perempuan kompasianer. Â Segala hal yang berbau keperempuanan, termasuk pengalaman sebagai istri mendampingi suami keliling Indonesia bahkan dunia. Â Perhatikan, mendampingi suami, lho. Â
Sedangkan Pak Tjip cenderung menulis ikhwal kelelakian, yang belum tentu disukai lelaki lain, apalagi para perempuan, walau sudah diberi ilustrasi gadis cantik. Â Di Kompasiana hanya Acek Rudy yang mampu menulis kelelakian dan dibaca banyak lelaki.
Di tengah keberhasilan Bu Lina menaklukkan Pak Tjip di Kompasiana, ada satu hal yang memprihatinkan. Â Persentase Artikel Utama mereka sangat kecil. Â Pak Tjip hanya 9 persen dan Bu Lina hanya 7 persen sepanjang masa.
Sedih. Â Beberapa kali akhir-akhir ini Pak Tjip dan Bu Lina curcol di kolom komentar tentang artikel-artikel mereka yang kini nyaris tak pernah AU lagi. Â Paling banyak satu AU per tahun.
Engkong Felix tambah pilu, manakala melihat hari ini di Kompasiana ada seorang kompasianer yang dua artikelnya tampil serentak di ruang AU. Â Dua artikel tampil AU bersamaan, bayangkan. Â