Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Admin Kompasiana Menghargai Noise Setara Voice

12 Januari 2022   20:18 Diperbarui: 13 Januari 2022   06:16 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banner K-Rewards 2022 dari kompasiana.com

Admin Kompasiana mengalah dengan syarat. Kompasianer dimenangkan tanpa hasil.-eFTe

Siapa Kompasianer yang paling bahagia dengan adanya aturan baru K-Rewards 2022?

Tante Vaksin, tentu saja. Alasannya, penghitungan UPV mulai Januari 2022 diberlakukan untuk seluruh artikel, bukan hanya artikel pilihan, yang diproduksi dalam bulan terhitung.

Nah, artikel Tante Vaksin itu, terus terang, tak pernah lagi jadi "pilihan".  Semuanya tanpa label alias peyang akhir-akhir ini. Katanya itu by design. Sebagai protes Tante Vaksin pada K-Rewards yang tak memperhitungkan UPV artikel peyang.

Nah, mulai Januari 2022, UPV artikel peyang dihitung untuk K-Rewards. Itu artinya Tante Vaksin berpeluang meraih cuan K-Rewards tahun ini dari artikel-artikel peyangnya.

Hitung saja. Kalau dia menulis "satu artikel satu hari", dan tiap artikel mendapat 100 UPV, maka dalam sebulan capaiannya 3,000-3,100 UPV. Sudah memenuhi syarat minimum views 3,000 UPV per bulan, kan?

Itu sih hitungan pesimistik. Tante Vaksin itu kan Kompasianer super-produktif. Dia bisa menulis artikel  2-3 judul per hari di Kompasiana. Atau 5 judul kalau perlu.

Tapi tunggu dulu. Ada syarat lain untuk bisa mendapatkan K-Rewards yaitu:  

  1. Akun Tervalidasi.
  2. Minimal konten: 50 artikel sepanjang waktu.
  3. Minimal komentar masuk: 100 komentar sepanjang waktu.
  4. Minimal views: 25.000 views sepanjang waktu.

Satu saja dari 4 syarat terakhir itu tak terpenuhi, maka K-Rewards langsung zonk.

Nah, sekarang coba lihat statistik terakhir akun kompasiana Tante Vaksin per 12 Januari 2022 pukul 12.00 WIB berikut.

Statistik akun Tante Vaksin (tangkapan layar kompasiana)
Statistik akun Tante Vaksin (tangkapan layar kompasiana)

Sedih banget, kawan!  Jumlah artikelnya baru 1, betul-betul cuma "satu".  Jadi, K-Rewardsnya bulan Januari 2022 alamat zonk.  Kecuali dia selama sisa bulan ini ngebut nulis 49 artikel. Dan itu bukan perkara sulit untuk Tante Vaksin tercinta.

Jangan tanya kenapa jumlah artikel Tante Vaksin cuma satu. Pasti karena satu dari dua kemungkinan ini. Akun Tante Vaksin baru bunuh diri, tapi bosan mati,  jadi hidup lagi. Atau akunnya baru saja dibunuh Admin K tapi langsung hidup lagi. 

Akun Tante Vaksin itu immortal. Sudah ada tiga orang CEO Kompasiana, tak satu pun mampu melenyapkannya selamanya. Entahlah kalau Admin K 2222, Prov. Al Pebrianov mampu melenyapkannya. Jangan-jangan malah bersekutu.  

Orang kedua yang berbahagia dengan penghitungan UPV artikel peyang untuk K-Rewards siapa lagi kalau bukan Engkong Felix.

Alasannya, Engkong Felix menentang kebijakan Admin K yang membuat polarisadi artikel di Kompasiana: Noise (Kebisingan) di satu ujung dan Voice (Opini Bermakna) di ujung lain. Admin K menargetkan artikel di Kompasiana bukan Noise tapi Voice. 

From Noise to Voice (kompasiana.com)
From Noise to Voice (kompasiana.com)

Jika menggunakan penilaian Admin K, bisa dibedakan empat kategori artikel Kompasiana. 

  1. Sangat Voice: Artikel Utama dan Artikel Feature.
  2. Voice: Artikel Pilihan.
  3. Noise: Artikel Tanpa Label.
  4. Sangat Noise: Artikel Dihapus.

Sampai Desember 2021 artikel kategori 3 dan 4 tidak diperhitungkan untuk K-Rewards. Tapi mulai Januari 2022, dua kategori itu akan disertakan dalam perhitungan K-Rewards.

Dengan demikian bisa dikatakan Admin K memberi nilai yang setara untuk artikel Noise dan Opini Bermakna.  

Begitulah seharusnya. Nilai informatif artikel itu sama semua. Jika kemudian ada distingsi Noise dan  Voice, maka biarkan khalayak pembaca yang menentukannya. 

Jangan sampai Admin K otoriter. Mengklaim diri sebagai pihak yang paling berhak menentukan apa yang layak dan tak layak dibaca khalayak di Kompasiana.

Tentu ada pengecualian. Sudah menjadi konsensus bersama untuk membersihkan Kompasiana dari segala konten anti-Pancasila, antu-UUD 1945, anti-NKRI, dan anti Bhinneka Tunggal Ika. Untuk konteks Indonesia, itulah Noise yang sesungguhnya.

Tapi kebahagiaan Tante Vaksin dan Engkong Felix tak ada korelasinya dengan proyeksi perolehan K-Rewards. Sebab tak mudah mendapatkan minimal 3,000 UPV per bulan, walau sudah menulis satu artikel satu hari. Apalagi kalau artikel itu peyang semua.

Jadi nasihat Engkong Felix begini saja. Lupakan soal K-Rewards dan menulislah semaumu. Tentang apa saja dengan cara apa saja. Asalkan logis, etis, dan estetis. Dalam satu kata: kenthir! (eFTe)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun