Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia Versus Singapura, Drama Korea dengan Plot Jepang di Lapangan Hijau

27 Desember 2021   05:00 Diperbarui: 27 Desember 2021   10:50 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba terima fakta ini dengan pikiran jernih. Tiga pemain Singapura diganjar kartu merah. Pemain Indonesia tak ada.  Empat gol lesak ke gawang Singapura. Ke gawang Indonesia hanya dua.  Tim Indonesia juga unggul dalam penguasaan bola. 

Masih tetap mau bilang Indonesia bermain lebih buruk dari Singapura?

Saya pikir otak khalayak sepakbola Indonesia sudah keracunan karena kebanyakan menonton Liga Eropa.  Keracunan oleh anggapan model sepakbola Eropa itulah yang baik dan benar. Itulah seharusnya kiblat dan standar sepakbola dunia. Tak ada pilihan lain.

Maka ketika Shin Tae-yong memperkenalkan sepakbola model Drakor yang anarkis, penonton Indonesia mencak-mencak. Penonton resisten terhadap model sepakbola anarkis macam itu. 

Padahal model anarkis ala Shin Tae-yong itu adalah sebuah novelty sepakbola. Sebuah model baru yang memadukan semangat pantang kalah Korea dan semangat gotong-royong Indonesia. Mengapa tak bisa menerimanya sebagai jalan lain dalam permainan sepakbola.

Memang, sepakbola Drakor Anarkis itu belumlah sempurna. Pemanggungannya di lapangan masih diwarnai berbagai kesalahan dalam tindakan pemain. Mau bilang itu "kedunguan", silahkan saja.. 

Tapi ingat baik-baik. Ketika model anarkis, strategi tanpa-strategi, itu dipraktekkan Indonesia saat melawan Singapura, dua tujuan telah dicapai: kemenangan tim dan ketandasan emosi penonton. Itulah tujuan bermain dan menonton sepakbola.

Jadi, masih mau bilang Shin Tae-yong dan Tim Indonesia tak layak melaju ke babak final melawan Tim Thailand? 

Baiklah, silahkan sepuasnya  mengecam Tim Indonesia. Sementara Shin Tae-yong dan tim akan selalu mengeja kata-kata dalam lantunan lagu Frank Sinatra, "I did it may way."  (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun