Misa Komuni Pertama diadakan pada hari Minggu pagi. Â Sore hari sebelumnya, Sabtu, Pastor Silverius sudah datang memberikan bimbingan. Â Pastor Silverius adalah Pastor Kepala Paroki Parapat waktu itu.
"Dalam Misa atau Ekaristi, Yesus Kristus hadir di rupa roti dan anggur," kata Pastor Silverius.Â
Lanjutnya, Â "Roti atau Hosti adalah Tubuh Kristus. Anggur adalah Darah Kristus. Â Itu sudah dikatakan dalam Injil. Â Dalam kisah apa? Siapa yang tahu?"
"Kisah Perjamuan Terakhir, Pastornami," jawab Poltak tangkas.Â
Dia tahu itu dari pengajaran Ama Rumiris, Porhangir Gereja Katolik Aeknatio, merangkap guru Sekolah Minggu.
"Tepat sekali. Pintar kamu, siapa tadi namamu, oh ya, Poltak." Â
Hidung Poltak agak mekar mendapat pujian dari Pastor Silverius.
Tapi ada pertanyaan lanjutan. "Nah, Poltak, mengapa kita umat Katolik harus menerima hosti dan anggur?"
"Kata Amang Porhangir, Pastornami, untuk mengenang Kristus Sang Penebus.  Kristus yang  mengurbankan tubuh dan darahnya di kayu salib."
Poltak menjawab sambil melirik ke arah Amang Porhangir. Â Minta dukungan, seandainya salah jawab.
"Betul sekali. Â Terimakasih, Amang Porhangir sudah mengajar anak-anak dengan benar." Â