"Lelaki bercambang pintar menggoda."- Felix Tani
Benarkah? Lha, kalau tak pintar merayu, lantas buat apa memiara cambang? Biar tampak garang? Memangnya preman penagih utang?
Tak usah percaya pada kutipan di atas. Itu muncul karena saya tetiba teringat Kompasianer Zaldy Chan van Curup. Dia lelaki bercambang.
Dulu semasa kuliah, saya bayangkan Uda Zaldy itu lelaki tengil. Indikasinya sederhana. Dia suka "Kompil", sebutan umat untuk rokok "Komodor Pilter" (Commodore Filter). Lelaki tengil, rokoknya Kompil (dan hobi ngupil).
Sebagai lelaki tengil berkompil, saya bayangkan Uda Zaldy waktu kuliah dulu suka menggodai mahasiswi juniornya. Caranya, mulai dengan kode bunyi, lalu kata-kata.
Saya tak tertarik mengulas kata-kata terujar dari Uda Zaldy. Pasti puitis dan meluluhkan hati. Jadi, jangan kau peduli. Kecuali kau naksir padanya.
Kode bunyi. Itu yang hendak saya ulik. Tahu kode bunyi, kan? Semacam bunyi siulan, suitan, tepukan, dan desisan. Nah, ada satu kode bunyi yang populer di kalangan muda Sumatera tengah sampai utara semasa Uda Zaldy kuliah. Itu paduan bunyi "pist" (desis, mendesis) dan "tak".
Bunyi "pist", kau pasti tahu cara produksinya. Pasti pernah pula menggunakannya. Saat hendak menyatakan sesuatu secara sembunyi.
Bunyi "tak" dari mulut, mungkin tak semua orang pintar memproduksinya. Caranya, lekatkan ujung lidahmu di langit-langit mulut. Tekan keras dan lepas cepat. Akan terdengar bunyi "tak" keras. (Gagal? Coba lagi.).
Pertanyaan: paduan kode bunyi "pist" dan "tak" itu disebut apa dalam Bahasa Indonesia? Saya tak berhasil menemukannya.
Tapi orang Batak dulu sudah menciptakan kosa kata baru untuk paduan kode bunyi "pist" dan "tak" itu. Itu disebut "pistak" (n), "mamistak" (v, aktif), "ipistak" (v, pasif).Â
Nah, saya usul kosa kata "pistak" itu diadopsi jadi kosa kata Bahasa Indonesia. Kata dasar "pistak" (n), kata kerja "memistak" (me + pistak) dan "dipistak" (di + pistak). Kata benda: pistak, pistakan (pistak + an).
Nah, saya membayangkan Uda Zaldy memistak mahasiswi juniornya. "(Pist tak!) Cewek, godain kita, dong." Dulu, pistakan dan ujaran semacam itu jamak. Tak dianggap kurang ajar, pelecehan.
Tapi sekarang, pistakan lelaki pada perempuan pasti dikategorikan catcall, pelecehan seksual. Wah, ngeri! Bisa kena pasal pelecehan seksual. Penjara ganjarannya.
Tapi, walau ada risiko hukum, tetap saja saya ingin memistak Uda Zaldy hari ini. "(Pist tak!) Traktir kita, dong!" Pasalnya pada hari ini, 20 Oktober, Uda Zaldy merayakan hari ulangtahun kelahiran yang ke-N.
Selamat Ulang Tahun untukmu, Uda Zaldy, rekan belajar yang baik di Kompasiana dan Gang Sapi Kenthir. Sehat lahir, batin, dan dompet selalu. Â Bijaklah menggunakan sisa kuota usia. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H